CENTRALBATAM.CO.ID,BINTAN –Mayor Inf Saiful Bahri Damanik, perwira Korem 033/WP, Tanjungpinang menyatakan dirinya sangat menyayangkan adanya pemeberitaan yang menyudutkan dirinya. Pasalnya berita yang terbit berdasarkan video yang dirilis tersebut hanya menampilkan sisi buruk saja.
Dikatakannya, dirinya tidak keberatan jika memang berita ataupun video tersebut tersebar luas. Namun dirinya berharap agar keseluruhan isi video yang membuat dirinya marah saat berada dilahan yang diperkarakan tersebut dapat ditampilkan juga.
Selain itu, dirinya juga sangat menyayangkan kepada pihak media yang memberitakan masalah tersebut karena tidak mengkonfirmasi kepada dirinya terlebih dahulu. Padahal, jika ada awak media mengkofirmasi terlebih dahulu, dirinya akan memberikan video lengkap mulai dari turun mobil hingga kedua belah pihak saling memanas dan hampir bentrok.
“Saya akui saat itu saya ada marah-marah. Tapi kenapa alasan saya marah tidak juga tidak ditampilkan? Padahal kalau saya dikonfirmasi, saya pasti memberikan mereka video dari awal hingga akhir,”ujarnya pada press conference , Rabu (10/28/2016).
Diceritakannya, saat itu dirinya dicurhati oleh Dokter Dwi Limaran bahwa lahan yang pernah dibeli dan telah memiliki certifikat di klaim oleh Muhamad Andrean yang juga mengaku memiliki alas hak atas tanah tersebut. Karena takut terjadi apa-apa, Limaran meminta agar ditemani Damanik. Sebagai teman baik, Damanik menuruti permintaan Dwi untuk turun ke lokasi.
Sesampai di tempat yang dimaksud, dirinya langsung mengambil posisi dan duduk di salah satu kursi yang berada diujung meja diskusi. Awalnya, Damanik hanya duduk diam dan menjadi penonton dan pendengar yang baik sebab Dwi saat itu membawa pengacara sebagai pembicara.
“Kalian lihat video awal ini saya Cuma duduk diam dan mendengarkan pembicaraan. Namun karena kedua kelompok ini mulai saling menunjuk-nunjuk makanya saya ambil alih,”jelasnya sambil menunjukan video.
Ditambahkannya, sebelum terjadi saling menunjuk antara kelompok Dwi dan Andrean, nada bicara kedua kelompok ini mulai memuncak. Meskipun telah ditegur-tegur berkali-kali, tapi keduanya tetap ngotot. Bahkan salah seorang pria mengatakan ‘siap perang’.
“Karena dia bilang siap perang makanya saya mengatakan hargailah aparat yang ada, dan jangan melihat pangkat apa dia. Apa kamu tidak saya, saya ini mayor,”akunya.
Sebagai manusia dan merasa tidak hargai, lanjutnya, serta juga mendengar perkataan ‘siap perang dari salah seorang warga ditempat’ membuat dirinya marah.
“Kalau dari awal mereka mendengar kata saya untuk menahan diri, saya pasti tidak melakukan hal itu. Saya sangat tidak mungkin bicara seperti itu mengingat saya merupakan anggota TNI,”keluhnya.
Ditanya masalah intimadisi dan menjadi bekingan lahan, Damanik membantah dengan alasan Dwi telah memiliki pengacara. Lagian, sebagai perwira TNI dirinya sadar tugas dan tanggungjawabnya.
Bahkan kalau memang ada niat intimidasi pastinya tidak ada satupun warga yang diizinkan untuk merekam. Sebab dirinya sadar saat itu banyak warga yang merekan kejadian tersebut.
“Kalau saya itimidasi, maka tidak mungkin ada yan berani merekam kejadian saat itu. Masalah membekingi bukanlah tugas dan tanggung jawab kami sebaga TNI. Jika kedatangan saya ke lapangan yang membuat orang berkata seperti maka itu keliru. Sebab kedatangan saya ke lapangan tidak lain menemani pak Dwi”tegasnya.
Jika permasalahan kedatangannya ke lapangan yang membuat orang berpikir dirinya membengking, Daminik berharap agar pihak tersebut memposisikan diri pada posisinya.
“Kalau anda diposisi saya, datang gak kalau sahabat anda meminta ditemani. Kan datang, makanya saya beraharap sebelum berpikir negative ke orang lain, posisikan lah diri anda pada posisi orang tersebut,”pungkasnya.
Hal senada juga diungkap Dwi yang mengakut dirinya minta ditemai oleh Damanik karena ditempat yang dijadikan mediasi Andrean membawa banyak orang. Nah takut terjadi apa-apa dirinya meminta Damanik ikut.
“Saat itu, Pak Damanik cuma duduk diatas mobil. Tapi karena ribut-ribut makanya beliau turun dari mobil untuk meminta semua tenang, termasuk saya disuruh tenang juga,”tuturnya.
Penulis : Setianus Zai