CENTRALBATAM. CO. ID, NATUNA – Warga Natuna menyayangkan kondisi Destinsi Wisata Pulau Senoa, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.
Wisata pulau terluar NKRI itu dinilai warga tidak dikelola dan tidak dijaga oleh pihak terkait .
Sehingga keberadan pulau yang tidak berpenghuni itu berikut fasilitasnya yang ada di sana terlihat terbuang sia-sia.
Mardi seorang warga Ranai menggambarkan, Pulau Senoa merupakan salah satu pulau terluar NKRI di Natuna. Pulau ini menghadap langsung ke Laut Cina Selatan yang hingga saat ini masih jadi kawasan persengketaan negara-negara jiran.
Pulau mungil dengan luas 2,4 kilo meter persegi itu sudah bertahun-tahun menyandang status kawasan destinasi wisata utama Provinsi Kepri.
Sehingga tidak heran, beberapa tahun lalu pemerintah dengan gencar menyiapkan berbagai fasilitas seperti, pelabuhan, lampu penerangan, jalan setapak, tugu perbatasan, rumah bilas, sistem sanitasi dan lain sebagainya di Pulau itu.
Bahkan selain fasilitas, Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemkab Natuna dulu juga beberapa kali menggelar berbagai event di Pulau Senoa.
“Cuma sayang, niat baik dan program pemerintah ini tidak dibarengi dengan perangkat pengelolaan. Makanya semuanya jadi seperti terbengkalai begitu saja,” kata Mardi di Ranai, Senin (29/7/2024).
Ia menegaskan, hampir seluruh fasilitas yang ada di pulau yang secara administratif masuk wilayah Desa Sepempang itu sudah tidak berfungsi dan tak berguna.
Dulu, pelabuhannya terlihat megah, lampunya bersinar terang, MCK berfungsi normal dan lain-lain fasilitas di sana berdayaguna sebagaimana mestinya.
Namun, saat ini semuanya sudah berubah menjadi seperti benda-benda bekas yang terlihat seakan-akan mengotori kawasan Pulau Seoana.
“Kemarin saya mampir di situ pas balik mancing, pelantarnya patah dan berpindah, pelabuhanya lepas, MCK tak ada air, rumah bilas bersemak dan tugu perbatasanya hilang, lampunya hilag semua dan hanya lampu mercusuar satu-satunya fasilitas yang masih berfungsi normal di sana,” papar Mardi.
Ia mengaku benar-benar menyayangkan kondisi pulau tersebut karena menurutnya pulau itu memiliki potensi yang bernilai tinggi.
“Dan sayang juga, sudah capek-capek membangun di sana dengan biaya yang besar, tapi sekarang semuanya seperti mubazir begitu saja,” ungkapnya menyangkan.
Menurut Mardi, Pulau Senoa seharusnya diisi dengan perangkat pengelolaan yang solid supaya pulaunya benar-benar menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan.
“Sekarang jangankan menarik, kesannya saja masih angker di sana. Itu karena pulaunya tidak dikelola sebagaimana mestinya,” tutup Mardi. (Put).