CENTRALBATAM. CO. ID, NATUNA – Bupati Natuna, Wan Siswandi dalam beberapa kesempatan secara aktif menyampaikan kondisi APBD Kabupaten Natuna.
Hampir dalam setiap pidatonya ia selalu memaparkan keadaan anggaran Pemkab Natuna yang mengalami penurunan signifikan.
Selain itu ia juga selalu menyampaikan penyebab terjadinya penuruan drastis besaran APBD itu. Penurunan ini dinyatakan terjadi sejak dua tahun belakangan ini atau persisinya sejak ia memimpin daerah Kabupaten Natuna.
Terakhir, Bupati Siswandi menyampaikan keadaan tidak baik yang menimpa APBD Natuna itu saat ia berpidato pada acara Silaturrahmi RSUD Natuna, Kamis (2/4/2024), kemarin.
“APBD Kita ini ibarat kain sarung. Ditarik ke bawah nampak dada dan ditarik ke atas nampak celana,” ungkapnya menggambarkan betapa dilematisnya Pemerintah Kabupaten Natuna dalam mengatur anggaran daerah.
Selsnjutnya, Bupati Siswandi menegaskan, besaran APBD yang dulu tidak sama dengan jumlah APBD yang ada sekarang.
Dulu, postur ABPD Natuna disebutnya cukup jumbo dengan total nilai berkisar antara 1,3 sampai 1,5 triliun rupiah. Dan pada angka APBD sebesar ini tidak termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sedangkan APBD Natuna yang ada sekarang hanya berjumlah 1 triliun lebih sedikit. Pada tahun 2023 APBD Natuna sebesar Rp. 1,060 triliun dikurangi dana DAK sekitar Rp, 200 miliar. Sehingga APBD tersisa sekitar Rp. 860 miliar.
Kemudian pada tahun 2024 ini, APBD Natuna mengalami sedikit kenaikan. Tahun ini jumlah APBD Natuna sebanyak Rp. 1,1 triliun dikurangi DAK sebesar Rp. 150 miliar sehingga APBD tersisa sebesar Rp. 950 miliar.
“Terus pada APBD yang sedikit ini juga ada ketentuan-ketentuan yang harus kita jalani seprti dana pendidikan 20 persen, kesehatan 17 persen dan infrastruktur 25 persen. Ditambah lagi dengan gaji dan tunjangan. Jadi payah kita nak ngatur,” paparnya.
Adapun penyebab terjadinya penurunan APBD ini menurut Bupati Siswandi disebabkan oleh beberapa faktor dengan faktor utama adalah penurunan pendapatan daerah dari sektor Dana Bagi Hasil Migas (DBH).
“Dulu kita dapat DBH di atas nilai 300 miliar rupiah. Sekarang jauh lebih kecil dari itu, berkisar pada angka puluhan miliar,” sesalnya.
Dengan ini pihaknya seringkali menghadapi kondisi dilematis pada saat menyusun dan mengalokasikan anggaran daerah.
Dan ia mengaku menyadari betul bahwa kondisi anggaran ini tidak bisa memenuhi semua rencana dan keinginan yang ada di daerah.
“Maka kalau kita alokasikan lebih besar sedikit ke RSUD, sekolah tak tercover, sekolah kita akomodir, jalan tak terbangun, jalan tercover sektor perhubungan tak terkelola dengan baik. Kita jadi serba sulit,” ungkapnya.
Terakhir, ia berharap maklum kepada semua pihak dengan keadaan yang sedang berlsngsung saat ini. Dan ia berharap ke depan keadaan ini dapat menjadi lebih baik lagi.
“Sengaja ini saya sampaikan kepada semua orang agar kita semua tahu keadaan yang sebenarnya. Dan mudah-mudahan kita semua dapat memakluminya,” tutup Bupati Siswandi. (Put)