CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA – Kasus investasi ilegal bermodus trading terus bermunculan ke permukaan.
Setelah kasus Binomo yang menyeret Indra Kenz dan Quotex yang menyeret Doni Salmanan, kini muncul lagi kasus robot trading Farenheit.
Tak tanggung-tanggung, dalam satu jam, uang para membernya disedot hingga Rp 5 triliun.
Hendry Susanto, bos perusahaan pengelola robot trading aplikasi Fahrenheit ditangkap dan ditahan oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri atas kasus dugaan penipuan investasi.
Hendry telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kronologi penangkapan dan penahanan Hendry diungkap oleh Kasubdit V Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri Kombes Pol Ma’mun. Semula, Senin (21/3/2022), pihak Bareskrim Polri memanggil Hendry untuk dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus ini. Hendry pun datang memenuhi panggilan sekitar pukul 12.30 WIB.
“Kita panggil dia hari Senin, lalu yang bersangkutan memenuhi panggilan saya,” kata Ma’mun, Rabu (23/3/2022).
Setelah dilakukan pemeriksaan, didapati temuan bahwa Hendry ternyata adalah bos dari perusahaan robot trading Fahrenheit.
Berangkat dari temuan tersebut, polisi menaikkan status Hendry menjadi tersangka dan langsung melakukan penangkapan pada Senin malam.
“Kita sudah naikkan sidik. Setelah kita periksa, pendapat kita ini adalah bosnya. Ya sudah kita lakukan penangkapan,” terang Ma’mun.
Usai ditetapkan sebagai tersangka, Hendry langsung ditahan di Rutan Bareskrim Polri untuk 20 hari ke depan.
Polisi masih terus melakukan pendalaman terhadap Hendry untuk mencari pihak lain yang terlibat.
“Sementara belum kita temukan bos yang lain, nanti kita dalami dulu apakah ada keterkaitan dengan yang lain,” terang Ma’mun.
Ma’mun menambahkan, jumlah kerugian korban robot trading Fahrenheit ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.
“Dari 18 korban yang kita mintai keterangan (kerugian) baru ratusan miliar,” ucapnya.
Namun, aktor Chris Ryan yang juga menjadi korban memperkirakan kerugian member diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
Uang sebesar itu raib hanya dalam satu jam. Pihak Fahrenheit diduga sengaja menghilangkan uang yang dimasukkan para anggota aplikasi.
Chris dan korban lainnya yang melapor bersamanya mengaku rugi Rp 40 miliar.
Chris mengaku, ikutan bermain robot trading Fahrenheit karena melihat peluang pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhan di tengah pandemi Covid-19.
Chris mengatakan, para korban curiga karena tidak dapat melakukan pencairan dana ataupun pembatalan pembelian sejak 7 Maret 2022.
Sejak saat itu, para korban mengatakan Hendry sulit dihubungi dan akun media sosialnya juga non-aktif.
“Mereka dengan sengaja selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun (dari keseluruhan korban),” kata Chris Ryan.
Sukma Bambang Susilo, Kuasa Hukum yang menjadi wakil 80 korban, termasuk Chris, menyatakan, klien-kliennya merugi sekitar Rp 40 miliar.
Para trader sadar mereka tertipu setelah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengumumkan aplikasi Fahrenheit ilegal.
Sayangnya, para korban aplikasi Fahrenheit tidak lagi bisa melakukan pencairan atau pembatalan pembelian sejak 7 Maret lalu.
“Para korban kemudian tidak bisa melakukan withdraw (menarik uang) dan kemudian pada tanggal 7 Maret terjadi trading yang tanpa bisa dicegah atau disetop oleh para korban. Sehingga, seluruh dana yang diinvestasikan habis,” kata Sukma.
Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni sebelumnya mengungkapkan, selain Indra Kenz dan Doni Salmanan, masih ada lagi investasi yang memakan kerugian lebih besar, bahkan mencapai Rp 5 triliun.
“Ada lagi lebih sadis, entah benar entah enggak, wassalam ini kalau sampai benar. Makanya saya Minta Polri untuk tidak takut kejar pelaku pemain trading ilegal siapapun,” tulis Sahroni di Instagramnya.
Tangkap Empat Pelaku.
Sebelum menangkap Hendry, Polda Metro Jaya lebih dulu menangkap empat pelaku robot trading aplikasi Fahrenheit berinisial D, IL, DB, dan MF.
Tiga pelaku ditangkap di kawasan Taman Anggrek, Jakarta Barat. Sedangkan satu lainnya diamankan di Alam Sutera, Tangerang.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis, mengatakan, pelaku memiliki peran berbeda-beda.
“Perannya ada yang mengajak, ada yang admin, dan satu lagi itu pengelola website-nya,” kata Auliansyah.
Dari hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka, terungkap bahwa Hendry menjabat sebagai direktur di PT FSP Akademi Pro yang merupakan perusahaan pengelola investasi ilegal Fahrenheit.
Fahrenheit merupakan aplikasi investasi bodong menggunakan robot trading.
Fahrenheit menjanjikan investasi aman dengan kerugian kecil.
Berdasarkan penjelasan Auliyansah, para anggota dijanjikan keuntungan hingga 80 persen jika mereka melakukan deposit senilai 50.000 dollar AS.
Dari keuntungan sebesar 80 persen tersebut, dana anggota dipotong 20 persen untuk aplikasi robot trading tersebut.
Auliansyah menjelaskan, para anggota juga dijanjikan profit 30 persen dalam sebulan, dan profit sehari sebesar 1 persen.
Di awal investasi para anggota diharuskan membeli robot trading sebesar 10 persen dari nominal dana investasi yang disetor.
Fahrenheit menawarkan autopilot trader yang memungkinkan trader atau konsumen bisa trading tanpa harus memperhatikan market dan berita, sebagaimana tertulis dalam lamannya.
Mereka mengklaim sebagai perangkat lunak auto trading pertama di Indonesia yang memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada pasar mata uang kripto (crypto currency).
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, platform Fahrenheit telah diblokir pada 2 Februari 2022.
Fahrenheit masuk dalam jajaran layanan perdagangan berjangka komoditi ilegal menurut pemerintah.
Dari 1.222 investasi bodong yang diblokir Bappebti, sebanyak 21 entitas atas nama Fahrenheit atau PT FSP Academy Pro.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, sampai saat ini ada 11 platform robot trading yang diidentifikasi sebagai investasi ilegal, termasuk Fahrenheit.
Nama-nama platform itu adalah Duta Robot, Robot Forex Auto Pilot D7 MT4 Instaforex Broker, SMARTXBOT, Auto Trade Gold 4.0, Btrado, Robot Trading DNA Pro, Robot Trading Pansaka (Auto Trade Gold), Fahrenheit, Royal Q Indonesia, Robot Trading Maxima Margin dan Robot Trading Revenue Bintang Mas. (Central Network)