Sebagai kepala daerah yang berlatarbelakang asli putra daerah tentunya mampu melakukan percepatan pembangunan ekonomi di daerahnya.
Sebab kepala daerah itu akan lebih jeli melakukan berbagai terobosan untuk membangkitkan usaha ekonomi rakyat dan meningkatkan pendapatan daerahnya, sebab kepala daerah itu sangat kenal dengan potensi yang ada wilayahnya.
Jiwa membangun ‘kampung halaman’ itulah yang diharapkan bisa diwujudkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas terpilih periode 2021 -2024, Abdul Haris – Wan Zuhendra untuk mensejahterakan rakyat.
Selama memimpin Kabupaten Kepulauan Anambas satu periode sebelumnya sudah banyak yang dilakukan.
Namun, masih banyak lagi program yang akan digesa sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 yang telah disusun.
Percepatan pembangunan ekonomi rakyat, daerah dan infrastruktur, khususnya masalah air sangat penting, agar penanganan kebutuhan dasar itu terpenuhi dengan program pembangunan embung di setiap desa bisa terlaksana.
Berdasarkan pengamatan penulis, Kabupaten Kepulauan Anambas yang memiliki 255 pulau dan baru 27 pulau yang berpenghuni tentu memiliki tantangan yang berbeda.
Karena sebagai daerah kepulauan yang memiliki rentang kendali tentunya tidak mudah mewujudkan pemerataan pembangunan seperti membalikkan telapak tangan, namun harus penuh dengan program yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Ketertinggalan Kepulauan Anambas dengan daerah lain tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas masih tergolong rendah yang bisa saja diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
Sesuai data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas Januari 2021 mencapai US$ 111,49 juta atau turun sebesar 0,9 persen dibanding ekspor Desember 2020.
Ekspor migas Januari 2021 sebesar US$ 111,42 juta atau turun 0,83 persen dibanding Desember 2020.
Ekspor nonmigas Januari 2021 mencapai US$ 0,07 juta atau turun 56,46 persen dibanding Desember 2020.
Sementara ekspor nonmigas HS 2 digit satu-satunya pada Januari 2021 adalah golongan barang Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS 84) sebesar US$ 65,25 ribu.
Ekspor ke negara Singapura pada Januari 2021 mencapai nilai terbesar yaitu US$ 100,20 juta dengan kontribusinya mencapai 89,87 persen.
Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 5,57 persen dibandingkan dengan ekspor ke negara Singapura pada Desember 2020.
Tentu untuk ekspor migas tidak bisa selalu menjadi andalan, sebab ada saatnya migas tersebut habis.
Untuk mencari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kepulauan Anambas bisa mengunggulkan Pariwisata dan Kelautan Perikanan.
Dua potensi yang besar ini bisa menjadi sumber ekonomi dimasa depan jika dikelola dengan baik.
Perlu ada sinergitas antar organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mewujudkan agar Pariwisata dan Kelautan Perikanan bisa menjadi sumber pendapatan dengan waktu panjang hingga sampai ke anak cucu nanti.
Jangan berorientasi proyek
Lambannya laju perekonomian rakyat dan daerah yang berpengaruh pada kelambanan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Anambas selama ini banyak dipengaruhi pola pembangunan yang terlalu berorientasi proyek.
Pembangunan suatu daerah yang terlalu berorientasi pada proyek biasanya tidak terlalu efektif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi rakyat dan pendapatan daerah.
Kondisi tersebut terjadi karena pembangunan orientasi proyek ‘kerap’ tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, sehingga proyek tersebut gagal mendongkrak perekonomian daerah dan masyarakat seperti salah satunya pembangunan Masjid Agung.
Konsisten dengan janji politik
Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris – Wan Zuhendra agar sukses mengemban amanat rakyat memajukan ekonomi Anambas, tentunya mereka harus konsisten dengan motto dan janji politik, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Janji politik tersebut hanya bisa diwujudkan jika Haris – Wan melaksanakan program-program pembangunan pro rakyat atau sesuai aspirasi rakyat dan kondisi potensi daerah.
Jika Haris – Wan membangun dengan orientasi ekonomi rakyat dan memanfaatkan seluruh potensi daerah, mereka akan mampu membangun Kepulauan Anambas sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Pola pembangunan inilah yang sering dikenal dengan pola bottom up (dari bawah ke atas).
Artinya, pemerintah membangun masyarakat dan daerah sesuai aspirasi rakyat dan keadaan daerah.
Bila pola pembangunan ini dilaksanakan, niscaya pembangunan ekonomi masyarakat empat tahun ke depan bisa berhasil guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jika pola pembangunan berorientasi aspirasi rakyat dilaksanakan, program-program pembangunan akan benar-benar bisa memacu peningkatan usaha ekonomi kerakyatan dan peningkatan pendapatan daerah.
Program pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang dilaksanakan.
Mereka akan mampu membangkitkan usaha ekonomi rakyat, meningkatkan pendapatan rakyat sekaligus meningkatkan ekonomi daerah dari aspek retribusi.
Haris – Wan diharapkan tidak terjebak melakukan program pembangunan dengan pola top down (dari atas ke bawah).
Pola pembangunan ini biasanya cenderung berorientasi proyek.
Pemerintah merancang pembangunan untuk daerahnya tanpa memperhatikan kebutuhan rakyat dan kondisi daerahnya.
Kondisi demikian tentu membuat pemerintah sering membangun mega proyek di daerah dengan menghabiskan anggaran yang besar, namun proyek tersebut kurang bermanfaat memajukan ekonomi rakyat dan daerah.
Pola pembangunan berorientasi proyek ini biasanya juga bisa menjebak kepala daerah pada praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Pola pembangunan berorientasi proyek sering tak terhindari karena kepala daerah terpengaruh politik balas jasa dengan membagi-bagikan proyek kepada para kroni-kroni atau para tim suksesnya.
Bila hal ini yang terjadi, pembangunan ekonomi rakyat dan daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas empat tahun ke depan bisa mengalami stagnan atau bahkan kemunduran.
Dana-dana proyek yang ada bisa habis untuk kepentingan pelaksana proyek saja tanpa memberikan hasil untuk masyarakat dan ekonomi daerah.
Harapan masyarakat
Dengan kepemimpinan Haris-Wan ini tentunya masyarakat banyak berharap agar beberapa gerakan bisa dilakukan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat Kepulauan Anambas.
Bahkan masyarakat menilai gerakan pro investasi yang telah digaungkan sebagai awal masuknya investor ke Kabupaten Kepulauan Anambas.
Jika hal itu bisa secepatnya terwujud maka akan terbuka lapangan pekerjaan baru yang bisa membawa dampak ekonomi yang positif dimasa Pandemi Covid-19 ini.
Haris-Wan diharapkan bisa membawa perubahan perekonomian yang lebih bagus lagi dengan mengembangkan potensi perikanan dan kelautan agar dibuat terobosan baru.
Sehingga apa yang menjadi potensi kelautan dan perikanan sesuai letak geografis Kepulauan Anambas. Dari total luas Kabupaten Kepulauan Anambas ± 46.664,15 km² hanya 634,37 km² (1,3%) yang merupakan daratan, selebihnya 46.056,43 km² (98,7%) merupakan lautan.
Potensi ini harus segera digarap dan dibuat menjadi sumber pendapatan yang sangat besar bagi masyarakat khususnya nelayan.
Karena sebagai daerah kelautan tentunya potensi perikanan sangat besar, sehingga perlu sentra perikanan yang besar dibangun di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Dua program yakni kelautan perikanan dan potensi pariwisata ini bisa menjadi andalan kedepan yang berkelanjutan dan masyarakat bisa mapan dari sisi perekonomian, sehingga sesuai dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Anambas yakni, Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kabupaten Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul Karimah yang disingkat ANAMBAS BERMADAH 2021 bisa terwujud dengan baik. (Jhon Munthe)