CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Persentase stunting anak di Kabupaten Bintan turun drastis. Hal ini berkat kerja keras Pemkab Bintan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan.
Dengan penurunan angka stunting itu membuat persentase stunting anak di Kabupaten Bintan menjadi terendah di Indonesia.
“Masalah stunting di kabupaten Bintan, berdasarkan rapat rekonsiliasi bersama pak Bupati. saat memberikan sambutan menjelaskan, stunting di turun dari 5,25% turun dari 3,41%. Sementara, stunting di seluruh Indonesia turun dari angka 24,4% tingkat nasional menjadi 14%,”ujarnya, Selasa (18/10).
“Dengan demikian, angka stunting di Kabupaten Bintan menjadi terendah seluruh Indonesia,”lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bintan, Gama Isnaeni menambahkan, angka stunting dapat turun berkat kerja sama semua tim penanganan stunting yang dibentuk oleh Pemkab Bintan. Dalam ini, selain melibat Puskesmas, juga melibat OPD di lingkungan Pemkab Bintan.
“Penurunan stunting ini berkat kerja tim penanganan stunting di Bintan oleh OPD dan pihak terkait lainya. Misalnya, melalui Dinas perikanan yang memberi penekanan terhadap makan bergizi. Kemudian pihak Puskesmas juga selalu memberikan sosialiasi terhadap masyarakat yang berobat di sana,”tuturnya.
Terpisah, Bupati Bintan, Roby Kurniawan saat memimpin rapat rekonsiliasi stunting memaparkan penurunakan angka stunting di wilayah Bintan.
Pada kesempatan itu, Roby menyampaikan data aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2021, prevalensi stunting Kabupaten Bintan mencapai sekira 5,23 persen.
Kemudian berdasarkan data e-PPGBM hingga Agustus 2022, prevalensi stunting Kabupaten Bintan mencapai sekira 3,41 persen atau menurun sekira 1,82 persen.
Melihat data e-PPGBM, dia cukup berbangga hati. Namun berdasarkan standar dari BKKBN berdasarkan studi kasus gizi Indonesia (SSGI) dari rapat terakhir dengan provinsi, dia menyebut, prevalensi stunting Kabupaten Bintan masih di angka sekira 19 atau 20 persen.
Karenanya, Roby meminta semua pihak dapat menggunakan indikator-indikator SSGI dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Bintan.
“Saya minta komitmen semua pihak benar-benar serius dalam penanganan stunting di Kabupaten Bintan,”ungkap Roby.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kaitannya dengan balita yang merupakan generasi penerus Bintan ke depan. Jadi untuk mengurangi stunting, Roby meminta, semua pihak menggunakan data akurat.
“Apakah kita sudah benar-benar punya data akurat. Saya minta data kita harus akurat sampai 99 persen sehingga kita punya solusi dari masalah stunting,”pungkasnya. (Ndn)