Oleh Miftahul Rana Hayati
Mahasiwi Administrasi Publik Stisipol Raja Haji Tanjungpinang
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) telah mulai melaksanakan pembangunan Flyover, tepatnya di Simpang Ramayana, Jalan Basuki Rahmat Kota Tanjungpinang. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kepri, Hasan.
Diketahui, pembangunan flyover tersebut akan dikerjakan oleh PT Pandji Bangun Persada, asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Penandatanganan kontrak yang menelan sebesar Rp 60 miliar itu sudah dilakukan pada Senin 21 Maret 2022 lalu.
Sementara pembangunan Masjid apung tak kunjung jadi, mushala apung yang tegak berdiri di depan melayu square, Tepi Laut, kota tanjungpinang . Pembangunan Masjid Apung (Masjid Gonggong) dikawasan Tepi Laut Tanjungpinang digesa pengerjaannya dari pagi hingga malam. Proyek dengan anggaran Rp14.3 miliar ini juga akan diresmikan serentak dengan acara Festival Sail Karimata yang akan diadakan pada 15 Oktober 2016.
Sejumlah rencana pembangunan di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada tahun 2016 tidak dapat dilaksanakan akibat keterbatasan anggaran. Wali kota Lis Darmansyah di Tanjungpinang, Jumat mengatakan, rencana pembangunan berskala besar seperti pembangunan masjid terapung revalisasi Stadion Sulaiman Abdullah, Pembangunan pusat kuliner,
Kemudian pembangunan Gedung Gonggong, terpaksa ditunda karena keterbatasan anggaran. Dengan hal ini menimbulkan pertanyaan untuk pembangunan pada flayover saat ini yang terus digesa oleh kontraktor siang dan malam, Apakah Pembangunan pada Flayover ini akan berakhir sama seperti masjid apung kota tanjungpinang? Sedangkan Proyek Yang mangkrak depan mata kenapa dibiarkan, malah buat proyek yang baru ini.
Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah kajian yang dilihat dari berbagai aspek kemanfaatan dan aspek legalitas, aspek teknis, pemasaran, sosial ekonomi maupun manajemen hingga keuangan, dimana hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan suatu proyek dijalankan, ditunda, atau tidak dijalankan.
Jika proyek flyover Tanjungpinang yang berlokasi di simpang Ramayana tidak melalui Study kelayakan, maka proyek ini perlu menjadi atensi pihak pihak terkait. Salah satu dugaan study kelayakan proyek ini diragukan terkait faktor keuangan. Tim A 17 cek dan langsung turun investigasi, study kelayakan Fly Over Kota Gurindam Nampaknya Tidak Layak. Gubernur kepri, DPRD provinsi kepri, dan pejabat terkait, bisa tidak tunjukkan study kelayakan fly over simpang Ramayana Tanjungpinang. Karena sangat kuat dugaan, proyek ini, sangat sangat tidak layak.
Mengutip (HAKA) – Pembangunan Flyover simpang depan Ramayana yang saat ini tengah berlangsung dikeluhkan oleh Komisioner KPU Provinsi Kepri, Priyo Handoko. Menurut dia, pembangunan flyover tersebut, mengganggu aktivitas KPU Provinsi Kepri karena lokasi pembangunan flyover tersebut berdekatan dengan Kantor KPU Provinsi Kepri.
Kita berharap sebagaimana telah telah di rencanakan pembangunan masjid apung ini dijalankan dan diselesaikan secara sempurna sehinggs melakukan pembangunan lainnya, dan tidak menjadi janji-janji politik saja. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Tanjungpinang, Ashadi Selayar, mengatakan bahwa rencana pembangunan Masjid Terapung ini belum matang. Sehingga Detail Engineering (DED) yang dilakukan pada 2015 lalu tak sempurna. Kemudian pada 2016 Pemko terkesan memaksakan rencana pembangunan tersebut dengan membuat anggaran sebesar Rp20 miliar untuk tahap pertama.
“Kenyataanya, pada perjalan APBD Kota Tanjungpinang mengalami defisit. menyebabkan tertundanya rencana pembangunan tersebut. Secara keseluruhan membutuhkan anggaran sebesar Rp75 miliar,” Ujarnya (Ashadi).
Pariwisata berkelanjutan menjadi dampak berkepanjangan yang baik untuk lingkungan social,budaya, sserta ekonomi untuk masyarakat tanjungpinang kedepannya. Dan dengan pembangunan pariwisata ini juga kita harus memperhitungkan juga dampak dan akibatnya jangan hanya semata-mata berfokus untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya. Menjadi faktor penting memperhatikan dampak dan kelayakan sebuah pembangunan bagi kita agar dapat menetralisir dampak negative dari pembangunan pariwisata itu sendiri.
Melalui pembangunan masjid apung, disekitaran Gonggong juga sangat berkaitan erat dengan fungsi dari peran pariwisata dapat berdampak baik dalam perkembangan ekonomi masyarakat sekitaran Tepi Laut Kota Tanjungpinang ini, Laut dan pantai merupakan tempaat mencari nafkah sekaligus sebagai bagian dari wisata yang banyak di sukai kalangan wisatawan. hal ini juga memberikan dampak yang lebih luas untuk kehidupa masyarakat dan daerah sekitarnya mulai dari usaha kecil, usaha besar serta pedagang kaki lima di sana, parwisata memberikan pengaruh tersendiri bagi perkembangan perekonomian di Tanjungpinang ini, dengan adanya tempat-tempat wisata daerah dapat memberikan manfaat bagi perekonomian dimana mereka dapat memanfaatkan hal ini sebagai keberlangsungan hidup mereka. Kerjasama dengan mensinergikan antara pemerintahan, pihak swasta dan masyarakat dalam mengembangkan sektor wisata di Kota Tanjungpinang ini agar dapat terwujud menajemen pariwisata yang baik pada seluruh aspek dan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap daya tarik wisatawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Pariwisata bahkan telah berkembang baik menjadi salah satu industry terbesar di dunia, yang ditandai dengan perkembangan jumlah kujungan turis dan pendapatan diperoleh dari turis tersebut, wisatawan merupakan bagian penting dalam dunia pariwisata. Untuk itu pemerintah derah perlu memperhatikan kesiapan dari sebuah perencanaan pembangunan daerah ini dan perlu memberikan perhatian khusus dalam meningkatkan keberhasilan sektor pariwisata, dengan mengakolasikan dana APBD yang proposional untuk dapat membiayai pembangunan infrastruktur ke pariwisataan (Seperti memperhatikan jalannya pembangunan dan jalannya listrik dan telekomunikasi) memfalisilitasi masyarakat dan pihak swasta dalam mengelola potensi wisata seperti wisata budaya, wisata kuliner, wisata alam) promosi dan pemasaran potensi wisata di daerah (TGA).