CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Pelabuhan Internasional Berakit di kecamatan Teluk Sebong, Bintan sulit untuk dioperasikan. Pasalnya, setiap tahun alur yang pakai kapal keluar masuk selalu dangkal karena ombak membawa pasir memenuhi alur tersebut.
Biaya yang digunakan untuk pengerukan alur yang dangkal itu mencapai puluhan milliar bahkan diperkirakan lebih besar dari profit yang dihasilkan jika pelabuhan beroperasi.
Untuk menjawab permasalahan ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bintan melalui bidang tekhnis perhubungan laut, Ali Imron, mengusulkan breakwater (pemecah ombak) dibangun di tempat itu. Menurutnya, pembangunan breakwater ini dapat mepercepat operasi pelabuhan dan mengantisipasi kedangkalan alur pelabuhan sehingga kapal besar bisa melewatinya.
“Bisa operasi kog kalau ada breakwater-nya. Dan sudah kita usulkan pengajuannya untuk tahun 2018 ke Kementrian perhubungan melalui Dishub Propinsi. Sebelumya sudah beberapa kali dilakukam pengerukan tapi alurnya dangkal lagi karena pasirnya di bawa ombak lagi,” ujar Ali ditemui di Kantor Dishub Bintan, Rabu (15/3).
Lebih lanjut ia menuturkan, breakwater ini manfaatnya adalah kedalaman alur laut tetap terjaga, sehingga tak perlu lagi melakukan pengerukan setiap tahunnya. Jika sudah ada breakwater ketahanan alur laut bisa bertahan sampai 10 tahun.
“Jadi alurnya tidak perlu lagi dikeruk setiap tahun. Apalagi pelabuhan Berakit digadang-gadangkan akan segera beroperasi, namun masih terkendala kedangkalan alur lautnya masih dangkal tadi,” paparnya.
Masih kata Ali, saat ini masih ada beberapa prasarana pelabuhan yang hendak dibangun. Sementara sarana dan prasarana penunjang fasilitas pelabuhan yang perlu dilengkapi, seperti exrai, kantor karantina hewan dan tumbuhan, dan beberapa item lainnya.
“Disign nya kita sudah ada, sementara untuk pembangunan fisiknya belum tahu siapa yang kerjakan nantinya,” tambahnya.
Ditanya berapa biaya yang diusulkan untuk pembangunan breakwater ini, ia mengataka Rp 15 milliar.
“Biayanya sekitar Rp 15 Milliar. Mengingat APBD Bintan sangat minim, maka pembiayaannya kita ajukan ke pusat melalui APBN,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjunguban Letnan Kolonel Marinir R Gunawan membenarkan kondisi alur lautnya sekarang masih dangkal. Sementara itu untuk kelengkapan fasilitas pelabuhan lainya belum dapat dapat dilaksanakan.
“Kondisi alur lautnya memang dangkal, sekarang baru proses alur lautnya saja,” ujar Gunawan singkat. (Ndn).