CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-ASEAN Seaport Interdiction Task Force atau yang lebih dikenal dengan ASIFT resmi dibuka Kepala BNN, Komjen Budi Waseso (Buwas), Rabu (20/7/2016) lalu.
Dalam pembukaan dan kata sambutannya, Komjen Buwas menegaskan masyarakat harus kuat dari godaan narkoba yang senantiasa merenggut korbn-korban baru, dengan berbagai kenikmatan semata.
Menurutnya, sebanyak apapun narkoba yang masuk dan beredar dengan berbagai jenis, bentuk dan varian. Jika masyarakat telah dibekali dengan mental yang kuat, secara perlahan pangsa pasar barang haram inipun akan sirna.
Saat ini, Buwas menyatakan lebih baik seluruh elemen bangsa berperan untuk melawan narkoba, dibanding mengurus hal-hal yang tidak terlalu berguna.
“Tidak perlu saling menyalahkan negara lain, sehingga pasokan narkoba itu besar, tapi yang paling penting sekarang adalah memperkuat wilayah RI dari serbuan narkoba,” tegas Buwas usai membuka ASEAN Seaport Interdiction Task Force di Batam, Rabu (20/7/2016) lalu.
Ketika disinggung tentang konsep penanggulangan narkoba yang ideal di regional ASEAN, terutama dalam konteks interdiksi pelabuhan laut ASEAN. Budi Waseso mengatakan, melalui pertemuan ini yang paling penting nantinya akan dibahas langkah-langkah penanggulangan yang memang seharusnya menguntungkan semua pihak.
Kepala BNN kembali menggaris bawahi, pertemuan ASEAN Seaport Interdiction Task Force ini memiliki arti strategis operasional yang penting untuk melawan ancaman serius dari lalu lintas peredaran narkoba di kawasan ASEAN.
“Intinya bersama-sama bekali diri masyarakat untuk lebih kebal dari godaan Narkoba. Dengan ini, pasti peredarannyapun akan musnah,” ujarnya.
