Ada beberapa kerugian yang dialami oleh umat Islam saat bulan Ramadhan. Mungkin saja kerugian itu juga kita alami. Sebab, pada bulan yang mulia ini, jika umat Islam tidak memanfaatkan untuk ibadah, maka bisa merugi. Mengapa demikian, belum tentu Ramadhan tahun depan bisa berjumpa lagi.
Di antara kerugian umat Islam selama bulan Ramadhan antara lain;
1. Tidak Puasa dan Ibadah Maksimal
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah sangat jelas tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak di antara kita yang mengaku beriman, sehat, dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa. Padahal puasa termasuk bagian dari rukun Islam.
Rukun Islam ada lima (1) syahadat; (2) salat; (3) puasa Ramadhan; (4) zakat; dan (5) haji. Seorang muslim belum bisa dikatakan beragama Islam jika belum bersyahadat, menegakkan salat, mengerjakan puasa, zakat, dan berhaji. Khusus ibadah haji hanya diwajibkan kepada mereka yang memiliki kemampuan.
Selain itu, ada juga di antara kita dan mungkin termasuk kita yang berpuasa, namun tidak melakukan amal ibadah lainnya secara maksimal. Puasa hanya sekedar puasa saja. Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung sebagai ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan tak terhingga.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda;
“Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya” (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman (yang artinya): kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku” (HR. Muslim).
2. Puasa Hanya Dapat Lapar dan Dahaga
Di satu sisi bulan Ramadhan menawarkan pahala yang tak terhingga. Di lain sisi banyak di antara kita yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya rasa lapar dan dahaga sahaja.
Sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam;
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR. Ath Thabrani).
Beberapa perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain berdusta atau bohong, ghibah (menggunjung), fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat. Orang-orang yang berpuasa seperti ini tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala atas puasanya.
3. Tidak Pernah Mengikuti Salat Tarawih
Kadang-kadang kita melihat ada jemaah yang ikut Tarawih namun menjelang salat witir dia meninggalkan Tarawih sebelum witir. Padahal Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih sampai selesai. Beliau bersabda;
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala salat semalam suntuk” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Untuk itu, marilah kita usahakan agar bisa mengikuti salat tarawih berjamaah sampai selesai salat witir.
4. Tidak Menjaga Salat Fardhu Berjamaah
Salat merupakan ibadah terpenting bagi seorang muslim, karena salat adalah tiang agama. Selain itu, salat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak. Sabda rasulullah;
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah salatnya. Bila salatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana salatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya” (HR. Tirmidzi).
Selain itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan salat Isya dan salat Subuh (berjemaah) di masjid” (HR. Bukhari Muslim).
Meskipun hanya disebutkan salat Isya dan Subuh, namun kita tidak boleh meremehkan salat lainnya (Dzuhur, Ashar, Magrib). Jika kita amati sekarang ini, justru salat Ashar yang sering kali sedikit jamaahnya.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan neraka Jahanam. Sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS. An Nisa 140).
5. Tidak Membiasakan Baca Alquran
Membaca Alquran adalah amalan yang sangat dianjurkan, baik di dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan. Di dalam hadis riwayat At Tirmidzi, nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi).
Sungguh besar pahala membaca Alquran. Belum lagi jika dikerjakan pada bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Di mana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan Allah sampai tak terhingga. Untuk itu, marilah kita membiasakan diri kita membaca Alquran, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
Rata-rata dalam 1 juz itu terdiri dari 10 muka atau 20 halaman. Jika setiap selepas salat fardu kita membaca 2 muka, maka Insya Allah dalam sebulan kita bisa khatam satu kali. Apalagi ketika puasa biasanya banyak waktu luang yang bisa kita gunakan untuk membaca Alquran, misalnya setelah berbuka, setelah tarawih, dan menjelang waktyu Imsyak.
6. Kualitas Puasa Lebih Buruk dari Tahun Lalu
Jika kualitas puasa dan ibadah selama Ramadhan tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita adalah orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu marilah kita soroti diri kita masing-masing. Apakah tahun ini lebih baik atau justru malah menurun?
Ramadhan sudah kita lewati selama 17 hari. Sebentar lagi akan memasuki hari-hari terakhir (10 hari khusus i’tikaf). Untuk itu, marilah kita gunakan waktu di penghujung Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Sebab belum tentu tahun-tahun selanjutnya kita akan menjumpai lagi bulan yang sangat agung dan mulia ini. Wallahu A’lam Bishshawab.