CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Korban penipuan Rahmawaty, mendatangi Polda Kepri Kamis (30/1/2020) pagi.
Rahmawaty didampingi penasihat hukum Sofumboro Laia dan Miftahuddin, bertujuan untuk meminta perlindungan hukum kepada Kapolda Kepri.
Sebab menurut Rahmawaty, laporan dia bernomor Nomor:LP-B/1048/VIII/2017/KEPRI/SPK-Polresta Barelang, tertanggal 04 Agustus 2017 terkesan jalan di tempat.
“Padahal sesuai SP2HP yang kami terima, terlapor Jackie sudah tersangka dalam laporan dugaan penipuan terhadap saya. Tapi tiga tahun sudah berjalan, perkara ini jalan di tempat. Saya hanya mohon perlindungan dan kepastian hukum sama bapak Kapolda Kepri,” ujar wanita kelahiran Karang Rejo, 30 Januari 1978 itu.
Kata dia, Pada 3 November 2015 lalu, terlapor Jackie meminta modal kepada Rahmawaty sebesar Rp500 juta. Untuk modal proyek repair apal di PT. Pasifik Jaya Lintasindo Mandiri milik terlapor.Dan terlapor menjanjikan bahwa Untung yang didapat dari Proyek tersebut langsung dibagi dua apabila pekerjaan sudah selesai.
Dengan iming-iming terlapor, korban Rahmawaty tertarik. Sehingga Korban mau memberikan modal sebesar Rp500 juta. Korban setor melalui Rekening bersama antara terlapor dan Korban yang dibuat di Bank OCBC Batam Centre.
“Sekitar enam bulan berjalan hingga selesai proyek repair kapal itu. Namun setelah berhasil selesai tersangka tidak mau mengembalikan Modal Korban maupun keuntungan. Bahwa basardasarkan perhitungan internal melalui akuntan publik, ada keuntungan Rp1,1 miliar. Dan jika dibagi dua keuntungan tersebut maka seyogyanya saya mendapat hak keuntungan sebesar Rp550 juta. Diitambah Modal awal saya Rp500 juta dengan total kerugian saya Rp 1,1 Miliar,” paparnya.
Hingga saat ini, kerugian itu belum diterima Rahmawaty. Tambahnya, saat di depan penyidik Polresta Barelang, Jackie sendiri telah membuat surat pengakuan bahwa saya memiliki uang sama dia. “Dan herannya, tidak dibayar,” kata dia.
Masih dengan cerita Rahmawaty. Katanya, pada perkara itu ia terus berjuang. Bahkan setidaknya, sudah beberapa panasihat hukumnya berganti untuk membantu mengurus perkara itu. Namun masih jalan di tempat.
Tidak hanya itu, Rahmawaty yang kini menyandang status janda dua anak, terpaksa banting tulang membesarkan anak-anaknya. Dengan kejadian ini, rumah miliknya yang berada di Seraya Batam disita bank. Karena tak sanggup bayar. Ini ia tinggal di kost karena kehabisan duit dan tertipu.
“Saya kira awalnya saat Jackie iming-iming ada keuntungan benar adanya. Namun malah kerugian besar yang saya dapat. Saya mohon bapak Kapolda Kepri untuk memperhatikan nasib saya dan kedua anak saya. Kenapa tersangka masih berkeliaran,” ujarnya.
Dia menjelaskan, awalnya ia tak memberikan laporan ke Mapolda Kepri. Namun sudah habis kesabarannya selama tiga tahun menunggu perkembangan kasus ini. Sementara Jackie berkeliaran bebas. Seakan-akan tak tersentuh hukum.
Padahal kata Rahmawaty,SPDP yang dikirim ke Kejaksaan Negeri Batam bernomor B/254a/XI/2018/Reskrim tertanggal 1 November 2018 yang ditandatangani Kasat Reskrim Kompol Andri Kurniawan, membuat ia lega.
“Dalam surat itu menerangkan telah terjadi dugaan penipuan dan penggelapan yang terjadi di PT Pertama Pasific Shipyard yang beralamat di Kampung Becek Tanjunguncang, Sagulung, Batam, Kepri pada Mei 2016 lalu.
Dengan nama tersangka Jackie selaku Direktur di perusahaan itu. Tapi sampai saat ini, belum juga ditangkap,” tambahnya.
Yang membuat Rahmawaty bingung, saat ini ketika ditanyakan terus perkembangan kasus itu, jawaban penyidik menurut tak memuaskan.
Sebab, status tersangka yang disandang Jackie sesuai SPDP yang dikirim ke Kejaksaan Negeri Batam bernomor B/254a/XI/2018/Reskrim terkesan ia dipermainkan.
“Saya heran. Sudah tersangka, namun baru-baru ini dibilang ke saya dan pengacara masih belum cukup alat bukti. Bukti apa? Kan sudah tersangka. Tinggal pelimpahan. Jadi dasar ketidak puasan itu saya meminta perlindungan hukum sama bapak Kapolda. Tolong saya pak,” pinta Rahmawaty.
Sofumboro Laia dan Miftahuddin mengatakan, tetap mengawal perkembangan perkara kliennya yang bergulir.
Dua pengacara ini mengatakan, sangat mempercayai Kapolda Kepri bisa menuntaskan perkara ini. Sebab kata dia, dengan adanya Surat perintah dimulai penyidikan atau SPDP, berarti sudah jelas status seorang tersangka.
“Berarti status tersangka itu, terdapat minimal dua alat bukti yang sah. Tapi kok balik lagi ke awal. Padahal jelas di SPDP itu nama Jackie tertulis jelas tersangka. Dan Kasat yang sama yang menandatangani surat itu. Kami berharap, klien kami dapat jawaban yang baik dalam perkara ini,” kata Awe sapaan akrab Miftahuddin..(*)
