CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Herwan alias Iwan bin Herman dan Zulkifli alias Zul bin Sahrul, dua terdakwa yang membongkar paksa toko minuman Wine Gallery di Windsor, Lubuk Baja, Batam kembali menjalani persidangan, Senin (14/11/2016) malam, di Pengadilan Negeri (PN) Batam.
Dalam agenda mendengarkan keterangan saksi fakta, persidangan yang digelar setelah azan magrib itu kemudian menghadirkan Zabur Anjasfianto untuk didengar keterangannya.
Zabur dalam keterangannya mengatakan bahwa ia pertama kali melihat aksi pembobolan toko minuman itu, usai berbelanja di pagi hari dari pasar Tos 3000, Jodoh, Batam.
“Saya pulang dari pasar, berboncengan dengan istri usai berbelanja di pasar pagi (Jodoh, red). Nah, saat lewat, saya lihat rolling door terbuka. Kemudian, saya lihat juga pecahan kaca yang berserakan di depan toko,” kata Zabur, memberi keterangan dihadapan Ketua Majelis Hakim, Mangapul Manalu, didampingi Hakim Anggota Redite dan Muhammad Chandra.
Melihat kondisi itu, saksi yang membawa barang belanjaan bersama sang istri langsung menepi dan memperhatikan lokasi sekitar. Zabur pun menyempatkan diri untuk mengambil beberapa gambar sebelum dan setelah dilaporkan kepada pihak berwajib.
“Iya, langsung menepi. Saya ambil beberapa foto untuk penegasan saja. Agar tidak lupa gambaran di lokasi kejadian,” ucapnya.

Setelah itu, saksi mengatakan langsung melaporkan penemuan itu ke jajaran Polsek Lubuk Baja untuk ditindak lanjuti.
Saat ditelusuri kedalam toko, diketahui beberapa botol minuman bernilai jual tinggi, uang Rp 7,8 juta serta server kamera perekam (CCTV) yang ada di dekat meja kasir raib digondol kedua terdakwa.
“Iya, usaha menghilangkan jejak dengan mengambil server CCTV. Kemudian keduanya membawa barang dengan menggunakan mobil, karena ada jejak ban didepan toko itu,” ucapnya.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Andi Akbar yang menangani perkara kedua terdakwa ini, sempat menanyakan saksi perihal kebenaran keterangan yang dipaparkan dalam persidangan.
“Yang jelas, apa yang saya lihat, dengar dan rasa di lokasi saat itu. Maka itu jugalah yang saya terangkan disini, sisanya saya tidak tahu,” tegas saksi.
Atas keterangan saksi, kedua terdakwa ini mengaku dan membenarkannya tanpa sanggahan apapun.
“Benar Yang Mulia,” jawab keduanya bergantian.
Diketahui, toko itu digagas oleh PT Kerabat Setia. Akan aksi kedua terdakwa, pemilik toko yang menjual beraneka macam minuman itu mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta.
Atas perbuatannya pula, masing-masing terdakwa dijerat dengan ketentuan Pasal 363 Ayat (1) ke-3, ke-4 dan ke-5 KUHP.
