CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Bukit yang berdiri tepat disamping Sekolah Kasih Karunia, di Tiban Koperasi, Sekupang, Batam tampak semakin rata dengan adanya aktifitas proyek cut and fill (pemotongan bukit).
Akibatnya, pemandangan yang dulu sejuk dengan pepohonan rindang kini menjadi gersang tak tentu arah.
Tak hanya itu, aktifitas pemotongan lahan dan penimbunan permukaan yang lebih rendah itu juga memberi segudang dampak buruk bagi sekolah yang ada disampingnya.
Keberadaan proyek cut and fill ini terus berlangsung, hingga beberapa dampak nyata seperti banjir, jebolnya pagar, serta debu pekat yang berterbangan turut memperburuk situasi sekitar.

Pantauan dilapangan, pemotongan dan penimbunan yang dilakukan tampak sangat dekat dengan pemukiman warga. Tak hanya itu, timbunan tanah ternyata lebih tinggi dibandingkan pagar pembatas sekolah.
Inilah yang kemudian menyimpan bahaya, jika dibiarkan terus berlangsung.
Saat dikonfirmasi, Camat Sekupang, Zurniati, S.IP., M.Si menyatakan bahwa proyek tersebut juga telah di sidak olehnya.
“Kita sudah sidak kemarin (Rabu, 21/9/2015) dan mereka belum bisa tunjukkan izin Cut and Fill nya ke kita,” kata Zurniati, saat dikonfirmasi Kamis (22/9/2016) siang.

Dikatakannya juga, bahwa ketidak sediaan para pengawas proyek tersebut memperlihatkan perizinan aktifitas cut and fill itu. Turut membuat ia dan beberapa staf Kelurahan tampak curiga.
“Ya, sejauh ini mereka belum bisa tunjukkan izin atas proyek cut and fill nya. Kita masih tindak lanjuti,” katanya.
Pantauan dilapangan, kondisi sekolah itu tampak memprihatinkan dengan pemotongan bukit yang dilakukan para pekerja, untuk meratakan permukaan tanah disekitarnya.
Akibat itu juga, sekolah Kasih Karunia kerap dilanda banjir hebat.
Bencana banjir dadakan ini, akibat pemotongan bukit yang kemudian dilanjutkan dengan penimbunan danau yang tak jauh dibelakang gedung sekolah tersebut.
Lantaran hampir tertutup seluruhnya, danau yang ada tak lagi mampu menampung air hujan yang akhirnya meluap kebeberapa bagian sekolah.
Tak hanya banjir, akibat penimbunan lahan tersebut. Beberapa pagar tembok sekolah juga jebol, dihantam tanah timbun yang tampak sedikit lebih tinggi dibandingkan pagar tersebut.

Dengan kondisi itu, aktifitas sekolah sering diliburkan secara mendadak karena dampak yang diterima akibat pematangan lahan tersebut sangat mengganggu aktifitas pembelajaran.
“Memang kemarin jebol itu pagarnya, banjir juga jadi terus-terusan terjadi sejak adanya penimbunan dibelakang itu. Makanya anak-anak sering diliburkan jadinya, ya gara-gara pemotongan bukit dibelakang itu,” kata seorang penjaga sekolah, yang ada di SD Kasih Karunia, Sekupang, Batam.
Dikatakannya juga, penimbunan danau dan lahan yang sedikit rendah itu juga berdampak terhadap lingkungan sekitar.
“Biasanya sejuk disekitar sekolah ini, jadi anak-anak bisa lebih nyaman belajar. Eh sekarang, gersang sekali. Panas, anak-anak pun sering mengeluh. Kenapa bukitnya dipotong? Nanti banjir loh,” ucapnya menirukan ungkapan anak-anak SD itu.
