ENTRALBATAM.CO.ID,BINTAN –Suryani (40), salah satu korban kebakaran menilai Pemerintah setempat dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan lamban mengani masalah kebaran yang menimpa mereka.
Pasalnya, kejadian yang menghaguskan 26 ruko tersebut di Jalan Pasar Berdikari kemarin (15/8/2016) sekitar pukul 12,00 WIB baru mulai dipadamkan sekitar pukul 2,00 dini hari. Sedangkan api baru padam total sekitar pukul 6,00 WIB tadi pagi (16/8/2016).
“Mana Pak Bupati, tadi katanya mau kasi kami makanan. Sekarang kami kelaparan karena kemarin kami tidak makan,”ujar Surya saat Gubernur Kepri, Nurdin Basirun turun kelokasi kejadian.
Diceritakan Surya, saat kejadian dirinya bangun dan melihat luapan api disalah satu ruko bersebelahan kedai kopi Hawaii di Pasar Berdikari Kijang. Saat itu, api masi melahap 1 ruko dan kemudian merembes kebeberapa ruko sekitarnya. Dalam kepanikan, Surya keluar menggedor ruko-ruko warga.
“Karena tidak ada yang mendengarkan suara saya, saya memukul tiang listrik dengan keras. Suara ini yang membuat seluruh warga terbangun dan berusaha memanggil mobil Pemadam Kebakaran (Damkar),”jelasnya.
Meskipun posisi Damkar tidak jauh dari lokasi kejadian yakni tidak jauh dari Kantor Camat Kijang, tapi baru sampai dilokasi kejadian 2 jam berikutnya.
Sementara itu, saksi mata yang berada dillokasi kejadian Meilin yang mengatakan dirinya datang ke lokasi si jago merah mengamuk tersebut sekitar pukul 1,20 WIB.
“Saat saya sampai dilokasi, saya melihat api sudah besar dan melalap seluruh ruko-ruko itu,”sebutnya smenunjukan seluruh ruko yang telah rata dengan tanah itu.
Sementara, Camat Bintan Timur (Bintim), Hassan saat dikonfirmasi mengatakan, begitu mendapat kabar dirinya langsung turun kelapangan. Suasana malam saat dia datang seluruh warga panic termasuk dirinya. Tampak sejumlah warga dan pemilik ruko berusaha untuk membantu evakuasi terutama penghuni yang masih berada di dalam ruko.
“Saat itu semua panik, bahkan kami sampai menggedor-gedor pintu bahkan ada warga sampai tendang pintu untuk menyelamatkan penghuni ruko yang masih ada di dalam ruko,”jelasnya.
Meskipun dalam peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa, namun perkiraan kurgian materi diperkirakan mencapai puluhan milliar rupiah. Selain dari baju yang dikenakan dibada oleh para korban, tidak satupun harta benda yang sempat diselamat termasuk barang-barang kecil seperti dompet dan hape.
Berdasarkan data yang diperoleh setelah pihak kecamtan mendata kurang lebih 29 kepala keluarga, 96 jiwa yang menjadi penghuni. Masing masing ada 20 ruko pemilik, 7 ruko disewakan, dan satu ruko kosong.
Penulis : Setianus Zai