CENTRALBATAM.CO.ID BATAM – Ratusan pekerja yang bergabung dalam berbagai serikat pekerja terus berorasi didepan Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Tanjungpinang, di Jalan Ir. Sutami, Sekupang, Batam, Rabu (21/9/2016) siang.
Kedatangan ratusan demonstran ini diketahui untuk mengawal jalannya sidang yang membahas mengenai Penetapan Upah Minimum Sektoral (UMS) bagi pekerja di Kota Batam.
Tampak dilokasi, Suprapto, Sekretaris Kantor Cabang FSPMI Kota Batam, Eko (SPSI), dan dari serikat pekerja lainnya turut meramaikan aksi damai itu.

Kedatangan ratusan personel demonstran itu langsung memadati seluruh ruas jalan yang ada didepan Kantor pengadilan itu. Tampak juga pengawalan ekstra ketat yang dilakukan oleh jajaran Polresta Barelang, melalui beberapa kesatuan dalam jajarannya itu.
Menyambut kedatangan para demonstran, Polresta Barelang melalui Kapolresta Barelang, Kombes Pol. Helmy Santika langsung mengerahkan 500 personel dari Polresta dan dibantu dari Polda Kepri.
Tampak ratusan personel dari Sabhara, Brigade Mobile (Brimob) Polda Kepri, Satlantas, Pelopor (Gegana), Dalmas, Raimas serta Binmas juga diturunkan untuk mengawal jalannya sidang dan demonstrasi.
Penjagaan langsung dikerahkan disekitar aksi demonstrasi dan disetiap sudut lokasi itu.

Tak hanya dilapangan terbuka, perwakilan demonstran itu juga tampak memenuhi ruang sidang utama di PTUN Tanjungpinang.
Persidangan pun digelar, ketukan palu Majelis Hakim langsung memulai keheningan didalam rung sidang. Secara berurutan tata cara persidangan dilaksanakan, saat itu, Keputusan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) lah yang dijadikan objek sengketa.
Keputusan itu digugat lantaran tak sesuai dengan harapan para pekerja dan dianggap merugikan ratusan ribu pekerja di Batam.
“Kami tak setuju, keputusan akan UMS itu harus diubah. Karena tak sesuai dengan harapan dan aspirasi kita,” kata Suprapto.

Tak cukup lama digelar, sidang itu malah langsung ditutup karena hanya membuka untuk mendengar penyampaian dari kedua belah pihak yakni Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan perwakilan pekerja.
Kemudian sidang itu langsung ditunda dan kembali digelar Rabu (28/9/2016) mendatang. Dengan itu, pasukan demonstran ini langsung membubarkan diri dan berjanji akan kembali mengawal sidang pekan depan dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi.
“Kita bubar, minggu depan kita datang lagi. Mari panggil semua teman-teman kita, jangan sampai ada yang ketinggalan. Mari kita junjung dan perjuangan hak-hak kita,” tegas Suprapto, sembari membubarkan pasukannya.
