CENTRALBATAM.CO.ID, ANAMBAS – Kapal yang ditumpangi tiga nelayan asal Kepulauan Anambas pecah dihantam ombak, Jumat (29/10/2021).
Tiga nelayan masing-masing Damri (39), Iwan alias Ardi (39) Sabli (36) terombang-ambing selama tiga hari di tengah laut.
Musibah itu terjadi sekira pukul 17.00 WIB, Jumat (29/10/2021) lalu dimana kapal yang mereka naiki dihantam ombak dan gelombang yang kuat di daerah Flatform Belida, sehingga mengakibatkan lambung kapal pecah dan ketiga nelayan tersebut terombang-ambing di laut selama tiga hari.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Tarempa Letkol Laut (P) Yovan Ardhianto Yusuf, SE, MTr mengatakan adanya tiga nelayan asal Kepulauan Anambas mendapat musibah di tengah laut setepah mendapat laporan langsung dari Perwira Staf Intelijen Lanal Tarempa.
“Informasi Kecelakaan laut itu didapat dan lokasinya untuk penyelamatan dan penjemputan nelayan berada di peraiaran Laut Natuna Utara, tepatnya di sekitar lokasi pengeboran minyak Gajah Baru Offshore PT. Premier Oil, pada Minggu (14/11/2021) sekira pukul 23.00 WIB,” kata Danlanl.
Terkait hal tersebut, Danlanal Tarempa menyampaikan bahwa pada Senin (15/11/2021) pukul 01.00 WIB, menerima laporan via telephone dari Perwira Staf Intelijen saya bahwa telah terjadi kecelakaan laut yang mengakibatkan salah satu kapal nelayan yang diduga warga Kabupaten Kepulauan Anambas tenggelam di Perairan Laut Natuna Utara di seputaran Lokasi Pengeboran Minyak Gajah Baru Offshore PT Premier Oil pada titik koordinat 5°01.567′ N – 105°37.657′ E.
“Atas dasar informasi tersebut dengan berkoordinasi pihak PT Premier Oil, saya melaporkan ke Komando atas Lantamal IV Tanjungpinang dan Guspulrla Koarmada 1. Kemudian Kotas memerintahkan seluruh Unsur yg berada di lapangan yang sedang melaksanakan patroli di laut Natuna, tentunya yang posisinya terdekat dengan koordinat kebetadaan korban, agar bertindak cepat melakukan pertolongan, saat itu KRI,” katanya.
Saat itu KRI Silaspapare-386 yang terdekat dan segera langsung melaksanakan evakuasi terhadap korban untuk selanjutnya dibawa menuju Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas.
“Saya jelaskan kronologis singkat kejadian laka laut tersebut pada 29 Oktober 2021 sekira pukul 17.00 WIB kapal yang mereka naiki dihantam ombak dan gelombang yang kuat di daerah Flatform Belida sehingga mengakibatkan lambung kapal pecah dan ketiga nelayan tersebut terombang-ambing di laut selama tiga hari,” kata Yovan Ardhianto Yusuf.
Kemudian pada 1 November, datang sebuah kapal vietnam dengan nomor lambung KG.95878.13 menolong ketiga nelayan tersebut. Kemudian nelayan itu berada di kapal vietnam KG. 95878.13 selama 8 hari dan di hari ke-9, ketiga nelayan tersebut di oper ke Kapal Vietnam lainnya (kapal Vietnam ke-2) selama 1 hari.
Selanjutnya di hari ke-10, ketiga nelayan tersebut kembali di oper ke Kapal Vietnam lainnya (kapal Vietnam ke-3) selama 1 jam. Kemudian ketiga nelayan kembali di oper ke Kapal Vietnam lainnya (kapal Vietnam ke-4) selama 1 hari 1 malam.
Pada hari Minggu (14/11/2021), ketiga nelayan tersebut melihat Kapal Tugboat (TB) Dian Horizon berbendera Indonesia. Tiga nelayan itu pun memutuskan untuk melompat dan berenang menuju Kapal Tagboat Dian Horizon tanpa sepengetahuan dan persetujuan otoritas setempat.
“Melihat ketiga nelayan tersebut berenang, pihak Kapal Tugboat Dian Horizon langsung melakukan evakuasi kemudian dilakukan tes PCR untuk memastikan aman dari Covid-19,” kata Danlanal Tarempa.
Sementara keterangan dari Ardi salah satu nelayan menyemapaikan keputusan mereka untuk melompat dari kapal Vietnam dikarenakan Kapal tersebut akan kembali ke perbatasan Vietnam-Indonesia.
Dari keterangan ketiga nelayan bahwa selama mereka di Kapal Vietnam, mereka diperlakukan dengan baik oleh ABK Kapal dan diberi makan layaknya ABK Kapal yang lainnya.
”Pada saat melaksanakan proses pencarian korban, KRI Silaspapare–386 mendeteksi keberadaa kapal TB Dian Horizon dan melaksanakan kontak radio terkait infomasi laka laut nelayan Kepulauan Anambas dan diperoleh bahwa benar korban berada di TB Dian Horizon,” kata Letkol Laut (P) Yovan Ardhianto Yusuf.
“Selanjutnya KRI Silaspapare-386 meminta kepada TB Dion Horizon untuk merapat ke KRI Silaspapare–386 untuk mengantarkan korban guna diberikan pertolongan lebih lanjut dan dievakuasi menuju Tarempa”, tambah Danlanal Tarempa.
Danlanal Tarempa menjelaskan identitas tiga nelayan yang diselamatkan dari kecelakaan laut tersebut. Ketiga nelayan tersebut Damri asal dari Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah.
Kemudian, Iwan alias Ardi asal dari Desa Ladan, Kecamatan Palmatak, dan terakhir Sabli dari Desa Putik, Kecamatan Palmatak.
“Kerugian yang dialami untuk materil sejumlah lebih kurang Rp 60 juta, 1 buah Kapal pompong, 1 Unit GPS, 2 unit handphone, 1 unit bank viber ukuran 1 ton, 2 unit bank viber ukuran 300 kilogram.(asyiah)
