CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Pulau manis, Kecamatan Belakang Padang, atau lebih dikenal dengan sebutan ‘Fantasy Island’ perlahan dikuasai oleh pekerja asing asal Tiongkok.
Hal ini ditegaskan, dengan sidak yang dilakukan oleh jajaran petugas pada Kantor Imigrasi Kelas II Belakang Padang, Kamis (27/10/2016) siang tadi.
Dalam sidak itu, diketahui hampir seluruh pekerja yang ada di pulau terluar Kepri tersebut diambil alih oleh pekerja asing. Kebanyakan pekerja itu disebut-sebut berasal dari Tiongkok.
Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Kelas II Belakang Padang, Komarudin, turut membenarkannya.
Saat dikonfirmasi, Komar, sebagaimana sapaan akrab oleh awak media menegaskan bahwa sidak itu dilakukan untuk mengawasi keberadaan orang asing di wilayah hukumnya.
“Termasuk di Fantasy Island‎, yang masuk dalam teritori hukum kita,” kata Komarudin.
Saat sidak, lanjutnya, tim mendapati sekitar 36 warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang bekerja di pulau manis. Seluruh pekerja itu diketahui bekerja dalam 2 naungan perusahaan.
“6 orang disponsori oleh PT ‎Europe Marine Control Indonesia‎, dan 30 lainnya disponsori oleh PT Ekavita. Semuanya berstatus WN Tiongkok,” ucapnya.
Di sela pemaparannya, Komar menyatakan bahwa ke-36 pekerja asing itu ternyata memiliki kelengkapan dokumen berupa Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) dengan masa berlaku hingga 6 bulan lamanya.
Dari beberapa dokumen yang diperlihatkan, diketahui beberapa pekerja asing itu telah bekerja sejak April 2016 lalu.‎ Sementara pekerja lainnya mulai aktif di awal Oktober 2016 lalu.
“Dari 36 orang, ada yang sudah mulai sejak April dan ada pula yang baru masuk dan aktif di awal Oktober 2016 lalu,” bebernya.
“Karena seluruh izinnya ada, maka tidak ada proses hukum. Legal lah,” imbuhnya.
Adapun jabatan dari 6 pekerja yang direkrut oleh PT ‎Europe Marine Control Indonesia‎ dan ‎berhasil dihimpun tim Central Batam di lokasi yakni ‎Welding Pecialist, Project Manager, Construction Master Specialist, dan Electric Engineer.
Sementara 30 pekerja lainnya juga tak jauh berbeda. Namun, seluruhnya termasuk dalam kategori jabatan diluar kebutuhan mengingat Batam masih memiliki segudang tenaga ahli yang jauh lebih baik.
Akan hal itu, Komar menyatakan pihaknya tidak berkewenangan terlalu jauh.
“Kami kan cuma awasi perizinan keimigrasiannya. Kalau masalah itu, ya kepada dinas terkait saja (‎ketenagakerjaan, red),” tuturnya.
Sidak itu sendiri, di Pimpin langsung oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Belakang Padang, I Made‎ Sudarta, S.Sos. Kemudian Kasi Wasdakim juga terjun, didampingi beberapa personel lainnya.
“Iya, tadi Bapak juga turun.‎ Bersama saya dan beberapa personel lainnya. Intinya, semua izin komplit. Diluar itu, pasti sudah kita tindak,” tandasnya.
