CENTRALBATAM.CO.ID-Hilangnya wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, masih misterius. Sejumlah negara ‘mengepung’ Saudi terkait kasus ini.
Inggris misalnya, siap-siap memberikan ‘konsekuensi serius’ kepada Saudi apabila kecurigaan bahwa Khashoggi dibunuh usai masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul terbukti benar.
“Jika tuduhan-tuduhan itu benar, maka akan ada konsekuensi serius karena persahabatan dan kemitraan kami didasarkan pada nilai-nilai yang sama,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, kepada AFP, Jumat (12/10/2018).
“Kami luar biasa khawatir,” imbuhnya.
Diketahui bahwa selama ini Inggris merupakan sekutu dekat dan mitra perdagangan Saudi.
‘Kepungan’ lain datang dari Kongres Amerika Serikat (AS). Kongres meningkatkan tekanan terhadap Arab Saudi untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi.
Baca :Â Hilangnya Wartawan Arab Saudi, Donald Trump Didesak Ambil Sikap
Baca :Â Wartawan Arab Saudi Hilang, Hatice Cengiz Sesalkan Pernyataan Otoritas Saudi
Baca :Â Kirim Tim Penyidik, Arab Saudi Bantah Bunuh Wartawan yang Hilang
Sebanyak 22 Senator AS mengirim surat kepada Presiden AS Donald Trump menuntut adanya penyelidikan atas hilangnya wartawan yang bekerja bagi Washington Post.
Trump lantas mengklaim para penyidik AS kini tengah bekerja sama dengan Turki dan Arab Saudi dalam menyelidiki hilangnya Khashoggi. Klaim ini dibantah oleh sumber diplomatik Turki.
“Kita tidak bisa membiarkannya terjadi. Dan kita sangat keras dan kita memiliki sejumlah penyidik di sana dan kita bekerja bersama Turki dan jujur saja, kita bekerja bersama Arab Saudi,” sebut Trump dalam wawancara dengan program televisi ‘Fox and Friends’ seperti dilansir AFP, Jumat (12/10/2018).
Dalam pernyataan terpisah kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency, sejumlah sumber diplomatik Turki membantah klaim Trump itu. “Informasi yang menyebut bahwa AS menunjuk seorang penyidik adalah tidak benar,” tegas sejumlah sumber diplomatik Turki yang tidak bisa disebut namanya.
Sementara itu otoritas Turki sendiri mengklaim punya bukti yang menunjukkan dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul. Bukti ini disebut berbentuk rekaman audio dan video.
Seperti dilansir CNN, Jumat (12/10/2018), klaim itu dilaporkan oleh The Washington Post yang mengutip keterangan sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) dan Turki yang enggan disebut identitasnya, namun memahami penyelidikan kasus Khashoggi ini.
Khashoggi (59) menghilang sejak masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu, untuk mengurus dokumen penting agar bisa menikahi tunangannya asal Turki, Hatice Cengiz. Sang tunangan yang menunggu di luar Konsulat Saudi saat itu, menyatakan Khashoggi tidak pernah keluar. (*)