CENTRALBATAM.CO.ID, ODESSA – Tidak ada kata selain kabur tinggalkan kota. Itulah suasana yang berkecamuk di Odessa dan Mauripol, dua pelabuhan penting di Ukraina Selatan, Minggu (6/3/2022).
Moskow memberi waktu lima jam kepada ratusan ribu orang untuk mengungsi, Minggu malam, sebelum dua kota strategis itu dihujani oleh roket dan serangan udara.
Meski demikian, tidak ada yang bisa menjamin para pengungsi bisa selamat hingga ke tempat aman.
Sebab, sehari sebelumnya, pasukan Rusia melanggar gencatan senjata dengan membombardir Irpin dan Mauripol, saat warga bersiap untuk mengungsi.
Ribuan warga pun terjebak karena jalur pengungsian mereka hancur. Sebagian warga bahkan ada yang tewas sebelum mencapai tempat aman.
Sejumlah foto memperlihatkan beberapa pengungsi yang tewas tergeletak di samping koper mereka di Irpin. Ada juga ribuan orang tua, wanita dan anak-anak, terlihat menyeberang di bawah jalan layang yang hancur.
Di tempat lain, para pengungsi terlihat panik berlarian ketika sejumlah roket meledak dekat jalur pengungsian.
Kota pelabuhan Odessa, dengan populasi hampir satu juta, menjadi target penembakan pada Minggu malam, pukul 21.00 waktu setempat atau Senin dini hari WIB.
Jalur aman terdekat bagi pengungsi adalah Kota Volnovakha yang jaraknya 684 kilometer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan rakyatnya bahwa pasukan Rusia sedang bersiap untuk menyerang Odessa kota pelabuhan bersejarah di pantai Laut Hitam tersebut.
Odessa merupakan pelabuhan kosmopolitan di pantai selatan Ukraina dengan penutur bahasa Ukraina dan Rusia serta minoritas Bulgaria dan Yahudi.
“Mereka sedang bersiap untuk mengebom Odessa. Odessa..,” kata Zelenzky dalam videonya”
“Orang Rusia selalu datang ke Odessa. Mereka selalu merasakan kehangatan di Odessa. Sekarang apa? Bom melawan Odessa? Artileri melawan Odessa? Rudal melawan Odessa? ‘Ini akan menjadi kejahatan perang. Itu akan menjadi kejahatan sejarah,” katanya.
Analis mengatakan bahwa mengambil Odessa akan menjadi kemenangan strategis bagi Rusia. Selain itu, dengan takluknya Odessa, akan membuat tentara Rusia leluasa menguasai negara itu.
Sebab, seluruh pintu masuk ke Ukraina melalui laut sudah dikuasai oleh Rusia setelah Kherson ditaklukkan, Jumat lalu.
Mariupol Kritis
Sementara itu, kota pelabuhan lainnya, Mariupol juga sedang berada pada titik kritis dan diperkirakan juga akan takluk pada Minggu malam ini.
Sekitar 400 ribu penduduk kembali diberi kesempatan mengungsi pada Minggu siang setelah Rusia membombardir kota itu 45 menit setelah gencatan senjata disepakati.
Warga dapat menggunakan transportasi pribadi untuk bepergian ke luar kota yang saat ini dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan akan didampingi oleh Palang Merah.
Merekaa hanya diberi waktu lima jam untuk meninggalkan wilayah itu, “Kami meminta semua pengemudi yang meninggalkan kota untuk membawa warga sipil sebanyak mungkin,” kata Dewan Kota.
Jika Rusia berhasil merebut Mariupol yang berhasil dipertahankan Ukraina dari pemberontak pada konflik tahun 2014, maka Rusia akan menguasai seluruh pantai Laut Azov Ukraina.
Pasukan Rusia akan membuka rute invasi untuk merebut seluruh Ukraina timur.
Hingga saat ini, jumlah pengungsi Ukraina sudah mencapai 1,5 juta orang. Mereka berada di Polandia dan Rumania yang dikawal oleh pasukan NATO.
Ini adalah krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, kata PBB.
Ukraina telah mendesak Moskow untuk membuat koridor kemanusiaan untuk memungkinkan anak-anak, wanita dan orang tua selamat dari pertempuran.
Serangan udara dan rudal yang dilakukan Moskow memperlihatkan kemarahan Presiden Putin karena penguasaan wilayah lewat jalur darat telah gagal.
Pasukan Rusia mendapat perlawanan sengit Ukraina dan membuat kerugian besar pasukan Rusia.
Pasukan mereka mengalami demoralisasi dan frustasi di darat. Diperkirakan lebih dari 6.000 prajurit Rusia tewas dan sekitar 2.000 orang ditangkap. Pada konferensi pers di Kiev, tentara Rusia yang ditangkap mengutuk misi Moskow.
Ia meminta warganya untuk bersatu melawan konflik.
Andrey Chuvatarevsky mengatakan: “Rusia, lakukan segala yang mungkin untuk menghentikan perang ini. Baik Ukraina maupun Rusia tidak membutuhkan perang ini. Hanya Putin yang membutuhkan perang ini,” katanya.
Hanya saja, teriakan pasukan Rusia ini tentu saja tidak mungkin terdengar oleh rakyatnya.
Sebab, seluruh jalur informasi dari luar tentang perang sudah diblokir Moskow. Rakyat Rusia hanya boleh mendengar informasi sepihak dari pemerintah dengan propaganda bahwa Ukraina menggunakan rakyat sipil sebagai tameng.
Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab mengatakan, Moskow menyerang secara brutal karena sanksi ekonomi dunia telah “menekan” pemimpin Rusia. Barat saat ini menyiapkan tuntutan kejahatan perang karena diduga menggunakan senjata ilegal seperti bom cluster.
Namun Putin mengatakan bahwa apa yang dilakukan Barat terhadap negaranya hanya akan menempatkan Ukraina dalam bahaya. Sebab, sanksi Barat mirip dengan “menyatakan perang”.
Dia menyalahkan kepemimpinan Ukraina atas perang tersebut. “Sanksi-sanksi yang dijatuhkan ini mirip dengan menyatakan perang. Tapi syukurlah, kami belum sampai di sana,” kata Putin.
Sistem keuangan Rusia terus mengalami pukulan. Setelah perbankan mereka diblokir, pada Sabtu malam, Mastercard dan Visa mengumumkan bahwa mereka menangguhkan operasi di negara itu. (Central Network/afp/ap/reuters)