Bicara masalah bisnis, tidak akan pernah ada habisnya. Apalagi, kalau yang berbicara adalah mereka yang merasa punya gelar tinggi dengan pengalaman banyak.
Bagi banyak orang, buka usaha butuh modal uang yang banyak dan pengalaman memadai. Tapi tidak bagi pak Senang. Modal utama pria yang mengaku punya cucu 18 ini hanya Rp 60.000. Dari uang sebanyak itu kini sepuluh kali lipat yaitu Rp 600 ribu per hari dari hasil jualan toko klontong dan kos-kosan sebanyak 15 kamar.
Letak toko lontong pak Senang yang berada di jalan Ir Sukarno, Kecamatan Junrejo, persis sebelum simpang Jatim Park III, Batu-Malang.
Ia mengisahkan, kala itu ia punya pegangan Rp 60.000 dari hasil kerjanya sebagai serabutan. “sekitar tahun 2004” katanya, Minggu (14/7/2019).
Uang itu kemudian dia gunakan untuk membeli 3 slop rokok ;Sampurna, Surya dan Gudang Garam. Kemudian, minuman sprite dan coca cola serta air botol ia beli masing-masing 3 botol kecil.
“Saat itu (toko) masih gubuk kecil. Tiap malam saya tidur di kursi ini tanpa alas,” kisahnya.
Agar modal yang ia miliki terus berkembang, pak Senang tidak pernah memakai untung dari hasil jualan. Untung sehari-hari langsung ia belanjakan isi kelontong yang dinilai sering dibeli orang.
“Untung saya tidak pakai. Saya beli beli lagi barang untuk di jual. Kalau untuk makan, ya saya makan apa saja. Termasuk daun-daun yang bergelantungan di pagar,” akunya.
Selain hemat, modal utama agar sukses dalam bisnis menurutnya adalah jujur dan displin. Sebab, bisnis hanya bisa berkembang apabila ada kepercayaan dari orang lain.
“Modal utama harus jujur dan displin. Tanpa ini, tidak bisa berhasil,” ungkapnya.
Meskipun tidak pernah duduk di bangku sekolah, pak Senang mengaku pernah di punjak kejayaan saat berbisnis permen. Namun seiring dengan perkembangan waktu, permen mulai ditinggal dan bangkrut.
Hanya saja, ia tetap yakin bahwa selalu ada jalan untuk meraih kesuksesan. Untuk itu, ia nekat dengan modal Rp 60.000 itu ia mulai jualan.
Pak Amat yang kini sudah berumur 75 tahun mengatakan dirinya masih ada ambisi untuk berusaha. Hanya saja, seiring usia lanjut tenaga juga berkurang.
“Jadi santai-santai aja lah sekarang. Apalagi anak-anak uda pada kerja. Selain itu, anak-anak juga sudah pernah melihat perjuangan saya. Dengan begitu, saya yakin mereka bisa mencontoh kala mereka jatuh bangun,” pungkasnya. (Ndn)