CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Anjas salah satu warga Batam tidak menyangka kalau uangnya yang ditransfer melalui mesin anjungan transaksi mandiri (ATM) ke rekening bank temannya tidak sampai. Dia baru mengetahui saat mengkonfermasi kepada temanya itu. Namun anehnya saldo yang ada direkeningnya berkurang dan bukti transfer tertera di buku tabungan miliknya setelah di print out.
“Lumayan juga uang yang hilang itu sebesar Rp 4 juta. Saya dua kali transfer ke rekening tabungan teman saya yang ada di Bintan. Pertama transfer Rp 4 juta melalui ATM yang ada di salah satu Mal di Nagoya. Kemudian Rp 4 juta lagi di Pelabuhan. Kedua transaksi itu berhasil, namun yang pertama transfer malah tidak sampai dan uangnya hilang. Sementara transfer yang kedua berhasil masuk ke rekening tabungan teman saya,” katanya.
Menurutnya, masalah ini sudah dilaporkan langsung ke pihak Bank bersangkutan. Laporan itu pun langsung diterima pihak Bank dan meminta untuk tidak menyebutkan nama bank jika ingin dipublikasi ke media massa.
“Pihak bank minta untuk tidak menyebutkan nama bank dan mereka berjanji secepatnya mencari tahu kemana hilangnya uang Rp 4 juta itu. Bahkan saya sudah membuat laporan polisi atas hilangnya uang saat transfer. Lumayan juga jumlahnya,” ujarnya.
Anjas yang merupakan salah satu pelaku usaha ini mengaku, uang yang ditransfer sebesar Rp 8 juta kepada temannya yang diketahui bernama Set itu untuk keperluan oprasional di perusahaan.
“Uang itu untuk kepentingan operasional perusahaan. Ini masih menunggu pihak bank, karena mereka masih mencari tahu uang yang hilang tersebut. Kata pihak bank ini merupakan kejahatan skiming,” katanya.
Sementara, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan ada lebih dari dua bank yang menjadi korban pembobolan dengan modus skimming.
Belakangan yang santer diinformasikan kepada publik baru terjadi kepada nasabah Bank BRI dan Bank Mandiri.
“Jumlah banknya banyak, kami tidak bisa menyebut bank mana saja, tunggu saja,” katanya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, agar uang nasabah tidak hilang secara misterius, bakal mempercepat batas waktu pengalihan kartu ATM dari magnetic stripe ke chip.
“Pertama khusus skimming kami himbau bank-bank untuk mempercapat kartunya dengan kartu chip,” ujarnya.
Dengan peralihan kepada chip, kata Wimboh maka pembobolan uang nasabah dengan cara skimming itu tidak bisa lagi dilakukan. Untuk itu, waktu peralihan dipercepat sebelum 2020 harus sudah selesai.
“Semua bank kami imbau untuk mempercepat itu, dan nanti secara individu sudah kita komunikasikan kepada bank-bank bahwa nanti akan ada target yang lebih cepat dari yang sebelumnya. Itu satu-satunya jalan untuk menghindari adanya risiko skimming,” katanya.(ndn/dtc)