CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Lantaran tak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seorang Kakek bernama Harianto alias Gono bin Cepik nekad memperjual-belikan Narkotika jenis Metamfetamina (sabu).
Atas perbuatanya, kakek Gono akhirnya dibekuk oleh Personel Kepolisian dan kini, ia dihadapkan di persidangan untuk mempertanggungjawabkan kesalahan yang pernah ia lakukan.
Di hadapan Ketua Majelis Hakim, Syahrial Alamsyah Harahap, SH, didampingi Hakim Anggota Taufik Nainggolan, SH dan Jesael, SH, kakek Gono tampak tertunduk malu.
Dalam agenda pembacaan dakwaan, kakek Gono dijerat dengan dakwaan Kesatu, melanggar Pasal 114 ayat (1), Kedua, melanggar ketentuan Pasal 112 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Adapun dasar penjeratan Pasal-perpasal itu, karena Kakek Gono disebut-sebut terlibat dalam transaksi jual-beli sabu.
Hal tersebut turut dibenarkan saksi penangkap
Fadli Hardiansyah dan Raja Zailani. Masing-masing saksi membenarkan, terdakwa memang terlibat dalam jaringan jual-beli sabu.
“Kita dapat info dari informan (masyarakat, red), bahwa terdakwa ini diduga berbisnis haram. Makanya kita cek ke lapangan,” kata saksi Fadli, di ruang sidang 3 PN Batam, Kamis (9/2/2017) sore.
Saat melakukan pemantauan, para saksi itu langsung mendatangi kakek Gono ke sebuah ruli di Simpang Dam. “Lalu kami lakukan pemeriksaan, rumah maupun badan,” ucapnya.
Dengan pemeriksaan itu, para saksi menemukan sedikitnya 5 paket diduga sabu-sabu di saku kiri celana terdakwa. Diketahui, berat dari ke-5 paket tersebut ialah 1,50 gram.
”Dan saat kami tanyakan, terdakwa bilang beli sabu dari Imam (DPO) di Bengkong,” sambung saksi Raja Zailani.
Awalnya, masih kata Raja, kakek Gono membeli sabu sebanyak 2 gram. Kemudian, terdakwa membagi-bagikan 2 gram sabu itu kedalam paket-paket yang lebih kecil lagi.

“Ya, terdakwa ngaku beli 2 gram dan dibagi lagi dalam paketan kecil. Yang kita amankan itu 5 paket, sepengakuan terdakwa sudah ada yang dijual,” tegasnya.
Dalam melancarkan aksinya, kakek Gono kerap menjual sabu ke setiap orang yang memesan barang haram itu. Hal yang lebih parah, kakek Gono sempat mengaku bahwa pangsa pasarnya juga melibatkan kaum pelajar di Batam.
“Dari pengakuan terdakwa saat diperiksa, memang begitu katanya. Diduga pelajar pun beli sama terdakwa ini,” imbuh Raja.
Dari serangkaian keterangan para saksi, yang didengar dalam persidangan. Kakek Gono membenarkannya secara keseluruhan. Atas perbuatannya pula, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Syamsul Sitinjak, SH menjeratnya dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
