CENTRALBATAM.CO.ID – Seorang ibu bernama Sumiati rela menjual ginjalnya untuk membiayai pengobatan suaminya yang menderita penyakit komplikasi.
Sumiati, dikutip dari Kompas.com terlihat sedang duduk lesu di pinggir Jalan Raya Perjuangan, Bekasi Utara, Kota Bekasi hanya untuk menunjukkan karton berisi penawaran penjualan ginjalnya kepada pengendara yang lewat.
Dia mengatakan, sudah lima tahun suaminya menderita penyakit komplikasi, mulai dari jantung, gula darah, hipertensi, dan penyempitan tulang pinggang.
Kondisi perekonomian yang sulit membuatnya tak mampu membiayai pengobatan suaminya, sehingga Sumiati rela menjual ginjalnya.
“Suami saya sudah sakit-sakitan, paling parahnya pas dia jatuh terus ada penyempitan tulang pinggang, sekarang sudah enggak bisa kerja,” kata Sumiati saat ditemui di lokasi, Selasa (2/4/2019).
Biaya obat suaminya yang semakin mahal membuat Sumiati rela menjual ginjalnya yang menawarkannya sejak 2017.
Namun, hingga kini usaha Sumiati yang rela menjual ginjalnya itu belum berhasil.
Sehari-hari, Sumiati menjadi buruh cuci dengan dibantu dua anaknya yang bekerja sebagai tukang ojek dan juga buruh cuci.
Namun, penghasilan dia dan kedua anaknya tidak cukup untuk biaya berobat suaminya yang tidak bisa ditanggung oleh BPJS.
“Saya sudah enggak punya apa-apa lagi selain ginjal, saya ikhlas kalau Allah kasih jalan buat saya jual ginjal buat berobat suami. Setiap Sabtu suami harus berobat suntik penyempitan tulang pinggang (biayanya) Rp 200.000, enggak bisa di-cover sama BPJS,” ujar Sumiati.
Selain di Bekasi, Sumiati yang tinggal dengan suaminya di Bojong Gede, Kabupaten Bogor ini juga pernah menawarkan ginjalnya di daerah Jakarta Barat, Depok, dan Bogor.
Jika ginjalnya terjual, dia ingin pakai uang hasil penjualan ginjalnya itu untuk berobat suaminya dan membeli rumah.
Sebab, selama ini Sumiati dan suaminya tinggal di rumah kontrakan.
“Saya mengontrak, kalau saya bisa jual ginjal, rencana saya mau buat beli rumah biar enggak mengontrak lagi, kasihan suami saya, enggak apa-apa biar nanti saya enggak ada, tetapi bapak (suami) bisa tinggal di rumah. Saya ini enggak sampai sore kasian bapak sendiri,” tutur Sumiati.
Selama dia menawarkan ginjalnya, belum ada satu pun orang yang tertarik membeli ginjalnya.
Hanya sejumlah orang yang memberinya bantuan berupa uang.
“Cuma ada yang kasih uang saja, enggak ada yang nawarin beli ginjal,” ujar Sumiati.
Sumber: Kompas.com