CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Raksasa berbadan baja dengan kekuatan super hebat, terus melakuan pengerukan perbukitan yang ada di Kota Batam dan mengangkut tanah menuju ke lokasi ‘Reklamasi’.
Hilir-mudik, puluhan Dump Truck pengangkut puluhan ton tanah terus memacu lajunya menuju ke tepian laut kawasan Mega Proyek Ocarina, Kecamatan Batam Kota, Batam.
Sampai ditepian laut, bak truk berisi penuh tanah itu langsung memuntahkan muatannya ketepian laut.
Bukan untuk membuat tanggul penahan ‘Tsunami’ seperti di Jepang. Namun ini lebih canggih dari hal itu.
Ya, reklamasi. Aktifitas penimbunan laut, dengan maksud memperlebar luas daratan dipesisir Batam ini terus berlanjut.

Ratusan ribu, bahkan jutaan pasang mata masyarakat Kota Batam setiap hari menyaksikan aktifitas yang tak pernah berhenti itu.
Aryo, salah seorang Warga Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota menegaskan bahwa kegiatan tersebut cukup memprihatinkan alias ‘Miris!’.
Bagaimana tidak, Aryo menjelaskan. Dengan proyek reklamasi itu, banyak masyarakat yang mendapat dampak buruknya.
“Mulai dari truk-truk bermuatan tanah yang melintas kencang ditengah kepadatan lalulintas, tumpahan tanah yang membuat jalanan berpasir dan membahayakan, serta perbukitan yang dipotong rata dan menciptakan kegersangan,” kata Aryo.

Selain itu, lanjutnya. Akibat proyek yang seakan tak terlihat oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam itu. Aktifitas nelayan disekitar laut yang ditimbun, juga terganggu.
Nelayan kehilangan arah, begitulah setidaknya penampakan yang ada. Di sekitar laut yang ditimbuni tanah oleh para penguasa yang punya banyak uang itu.
“Kami tak tahu mau melaut kemana, itu saja lautnya terus ditimbun. Yang awalnya sangat luas, eh, sekarang lihatlah. Lautnya sempit,” ucap Nardi, salah seorang Nelayan.
Masih Terus Berlanjut..
Kisah mega proyek ‘Reklamasi Pantai’ seakan tak tersentuh oleh Pemerintah. Buktinya, kegiatan tersebut masih terus berlangsung.
Mengangkut tanah tanpa jalur khusus proyek, yang membuat pengendara lainnya merasa khawatir. Ditambah lagi nasi para nelayan yang akhirnya kehilangan lapak dalam mencari ikan, begitulah penampakan nyata dari proyek yang terus berjalan itu.
Jalanan rusak bak terkena bom, sarana lalulintas terganggu, mata perih terkena debu dari truk-truk nakal yang melintas seenaknya, serta aksi ugal-ugalan sang pengemudi truk pengangkut tanah timbun itu layaknya virus bagi ketenteraman masyarakat.

Lihat saja, jalan Raja H. Fisabilillah di Kecamatan Batam Kota, sekitar 100 meter dari bundaran senilai Rp 1,99 miliar, yaitu bundaran Tuah madani tampak luluh lantak.
Belum lagi ketika hujan turun, jalan itu layaknya jebakan mematikan bagi pengendara yang melintas.
Sampai kapan kondisi ini berlangsung? Tak adakah respon pemerintah? Ataukah sudah mendapat kado spesial dari para pengusaha proyek itu? Itulah setidaknya daftar sindiran peds dari Masyarakat Batam bagi para petinggi Kota Madani ini.
Ditengah buruknya pelayanan publik ini, masyarakat mengharap agar pemerintah segera berbenah dan melakukan tindakan nyata akan kasus ini.
“Aksi nyata, bukan pura-pura dinyatakan! Jadi, mohon dengarkan suara kami,” kata Rey, warga Batam Kota.
Sebelumnya, Tim 9 yang dibentuk untuk menangani kasus reklamasi ini sempat tersiar beraksi. Namun, sepak terjangnya terasa tumpul dengan masih berlangsungnya kegiatan reklamasi yang semakin membuat luas daratan bertambah.
