CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan cek darah massal di Kabupaten Bintan.
Kegiatan merupakan salah satu upaya Dinas Kesehatan untuk mengeliminasi kasus malaria di Bintan.
Diketahui, pada per Oktober 2022, Dinas Kesehatan masih menemukan 40 kasus malaria di Bintan.
“Bintan masih daerah endemis malaria, kita insyallah ke depan akan eliminasi malaria, target nasional 2030,” kata Yosi, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kepri.
Yosi menuturkan, cek darah massal ini diikuti sekitar 800 warga yang berasal dari Kecamatan Sri Bintan, Toapaya, Kawal, Berakit, Sei Lekop, Kuala Sempang, Teluk Bintan, dan Kijang.
Delapan Kecamatan ini dianggap menjadi daerah dengan jumlah kasus malaria terbanyak di Bintan.
“Bintan masih belum bisa kita eliminasi karena masih banyak kasus-kasus dari daerah itu,” tuturnya.
Yosi menerangkan, malaria disebabkan nyamuk Anopheles yang bersarang di daerah air payau (campuran air asin dan tawar).
Nyamuk ini beraktivitas di malam hari sehingga masyarakat diimbau untuk menggunakan obat anti nyamuk dan kelambu.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk membersihkan selokan agar tidak menjadi sarang nyamuk Anopheles.
“Kalau terdapat genangan, bisa menghubungi dinas Kesehatan karena kita ada bahan kimia membunuh nyamuk itu,” ujarnya.
Yosi menambahkan, setelah Bintan, Dinas Kesehatan akan menargetkan eliminasi malaria di Kabupaten Anambas dan Lingga tahun depan.
Ia optimis, cek darah massal akan berhasil mengeliminasi kasus malaria sesuai target nasional pada tahun 2030.
“Kedepan Kabupaten yang akan kita eliminasi adalah Anambas dan Lingga,” tambahnya. (ndn)
