CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Jumlah pasien Covid-19 di Provinsi Kepri masih tinggi, namun fasilitas kesehatan yang ada masih mamou melayani pasien.
Begitu juga stok oksigen yang saat ini menjadi barang langka di Pulau Jawa, di seluruh Kepri stok dan pasokan masih aman.
Dinas Kesehatan sejumlah daerah hingga rumah sakit yang dikonfirrmasi menggambarkan bahwa masyarakat tidak perlu ikut-ikutan panik seperti di Jawa. Sebab, stok oksigen di seluruh rumah sakit aman dan pasokan lancar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, masyarakat tidak perlu ragu karena salah satu perusahaan gas terbesar di Indonesia, PT Samator, memiliki pabrik di Batam. Perusahaan itu akan mampu menyuplai kebutuhan oksigen bagi seluruh rumah sakit di daerah.
“Kecuali jika ada gangguan produksi di Samator, barulah kita cemas. Jadi, semuanya aman,” ujar Didi.
Selain itu, dua rumah sakit di Batam juga memiliki mesin generator oksigen sendiri, yakni RSUD Embung Fatimah, dan juga RSBP Batam. Ke dua rumah sakit ini bahkan dapat menyuplai oksigen bagi beberapa rumah sakit lain yang membutuhkan.
“Saya minta kedua rumah sakit ini melakukan produksi massal juga apabila nanti ada kendala,” ujar Didi.
Masyarakat tidak perlu cemas lalu ikut-ikutan mencari oksigen di pasar seperti di Jawa. Penduduk di Kota Batam tidak sebanyak penduduk di Jakarta dan beberapa provinsi lain di Pulau Jawa.
Begitu juga kasus Covid di daerah masih rendah dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan oksigen.
Lantas bagaimana dengan ketersediaan oksigen di Puskesmas? Didi mengatakan bahwa 10 Puskesmas memiliki alat generator oksigen bantuan dari Pemerintah Singapura pada awal pandemi lalu.
Alat ini dapat digunakan untuk menangani pasien dengan status gawat darurat untuk jangka waktu 4-6 jam.
Pernyataan Didi diaminkan oleh Direktur RSUD Embung Fatimah Any Dewiyana secara terpisah.
“Semua kebutuhan medis, dan perlengkapan yang diperlukan masih aman. Ketersediaan oksigen juga tidak ada kendala sampai sekarang,” katanya.
Any menyebut, pasokan stok oksigen di RSUD sebagian dipasok dari pihak ketiga dan sebagian diproduksi sendiri. Namun Any tak merinci jumlahnya. Ia hanya menjamin bahwa semua dalam kondisi aman.
Dari Kabupaten Bintan, Kadinkes dr Gama Af Isnaeni mengakui kebutuhan oksigen saat ini meningkat. Meski demikian, stok oksigen di rumah sakit masih aman.
“Sampai saat ini stok masih aman. Tapi rinciannya saya kurang tahu, bisa ditanyakan langsung ke rumah sakit,” tuturnya.
Selain itu, kata Gama, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan produsen penyedia oksigen di Bintan untuk mengutamakan kebutuhan rumah sakit.
Pemasok oksigen, kata dia, siap bekerjasama untuk itu, sehingga masyarakat tidak perlu cemas.
Kasi Penunjang Non Medis RSUD Bintan Boihaki mengakui kebutuhan oksigen meningkat di masa pandemi Covid-19 ini. Dalam sehari, RSUD membutuhkan kurang lebih 25-30 tabung oksigen, sementara sebelum pandemi kebutuhannya hanya 10-15 tabung.
Namun hingga kini persediaan oksigen masih aman karena manajemen RSUD menyetok 40 tabung oksigen ukuran 40 liter tiap harinya. Sampai saat ini, belum ada kendala pasokan dari perusahaan penyuplai yang juga berada di Bintan.
“Aman, lancar, dan mereka siap membantu kita kapan pun dibutuhkan.” katanya.
Ketua Tim Covid-19 RSUD Bintan, dr. Martha Regisna Silalahi memberitahu bahwa hingga saat ini ada sebanyak 13 pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Bintan.
“11 orang di IGD dan dua orang di ruang isolasi emerging. Tapi kebutuhan mereka tak banyak,” ucapnya.
Direktur RSUD Bintan, dr Beni Antomi mengatakan, masyarakat tidak usah cemas dan termakan kondisi di Pulau Jawa. Kondisinya jauh berbeda karena jumlah kasus Covid di daerah tidak banyak.
“Kasus Provinsi Kepri ini tak sampai seperempat dari provinsi di Jawa. Itu pun sebagian besar tanpa gejala atau gejala ringan. Karena itu tak perlu cemas,” katanya.
Direktur RSUD Kota Tanjungpinang dr. Yunisaf, MARS juga menyatakan bahwa stok oksigen sampai saat ini aman. RSUD setiap hari mendapatkan pasuokan 150 hingga 200 tabung.
“Sampai sekarang pasokan lancar, aman dan cukup,” ujarnya.
Yunisaf menegaskan, RSUD belum pernah kesulitan dalam menyediakan tabung oksigen bagi pasien Covid maupun pasien non-Covid. Perusahan yang menyuplai masih berada di Tanjungpinang sehingga jika ada tambahan, bisa ditangani dengan cepat.
Yunisaf mengatakan, satu pasien yang terkonfirmasi Covid-19, dalam satu jam mampu menghabiskan satu setengah tabung.
“Bisa dibayangkan. Satu orang dalam sehari bisa menghabiskan 18-20 tabung oksigen,” paparnya.
Terpisah, Kadinkes Kabupaten Karimun, Rachmadi juga mengungkapkan bahwa ketersediaan oksigen di seluruh Pukesmas dan RSUD di Karimun masih terakomodir.
“Stok oksigen di Karimun masih aman, BOR (bed occupacy ratio/ketersediaan tempat tidur) kita juga saat ini masih 35 persen,” ucap Rachmadi.
Rachmadi menambahkan, pihaknya terus berupaya mempertahankan BOR di wilayah Kabupaten Karimun di bawah 50 hingga 70 persen.
Namun jika terjadi lonjakan BOR 70 persen ke atas, pihaknya akan segera berkomunikasi dengan produsen oksigen, yakni PT Central Jaya Oksigen.
“Tapi yang jelas, tidak semua pasien yang butuh oksigen. Hanya yang mengalami sesak napas saja,” katanya.
Rachmadi mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 di Karimun 52 orang atau 2 persen dan di bawah angka Nasional. Pasien meninggal bukan karena kekurangan oksigen tetapi didominasi oleh pasien yang memiliki penyakit cormobid atau penyakit penyerta.
Kabupaten Lingga stok oksigen juga masih aman. Kadinkes Lingga Mulkan Azima mengatakan bahwa ketersediaan tabung oksigen di ruang isolasi rumah sakit sesuai jumlah tempat tidur (bed). Di RSUD Dabo tersedia 14 bed, sedangkan di RSUD Encik Mariyam delapan bed.
“Untuk pengisian oksigen, kalau di Dabo di Toko Fortuna, sementara di Daik di Toko Happyness. Hingga saat ini masih lancar dan tidak ada masalah,” kata Mulkan.
Direktur RSUD Dabo Singkep, dr Bukit Tua Rayanto Gultom mengatakan, saat ini stok oksigen ada 30 tabung. Jumlah itu mencukupi karena tidak semua pasien membutuhkan tabung oksigen.
Sama halnya RSUD Dabo, RSUD Encik Mariyam di Daik, Kecamatan Lingga, stok oksigen cuga cukup. Direktur RSUD Encik Mariyam, dr Suryadi mengungkapkan, stok oksigen saat ini 30 tabung.
“Kita di sini jarang pasien yang dirawat, apalagi pakai tabung. Banyak pasien isolasi mandiri,” ungkap dr Suryadi.
Stok oksigen di UPT RSUD Kepulauan Anambas juga masih aman dan saat ini bisa menampung 6 pasien saja.
“Kita cukup. Bahkan jika ada rumah sakit lain yang mengalami kendala, misalnya rusak, bisa minta ke kita,” ucap Kepala Penunjang Medik RSUD Tarempa, Muslim.
Koordinasi RSUD Tarempa, RSUD Palmatak dan RSUD Jemaja juga lancar jika ada kekurangan. “Kemarin sempat kejadian juga kekurangan oksigen, tapi kami saling berbagi. Siapa yang membutuhkan, disesuaikan dengan situasi yang ada,” sebutnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga sudah membeli tambahan oksigen dari luar untuk mencukupi kebutuhan Anambas. Di UPT RSUD Tarempa saat ini ada 18 tabung ukuran besar dan 50 unit ukuran kecil.(mzi)