CENTRALBATAM.CO.ID, LINGGA – Kosongnya stok bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, membuat para nelayan yang ada di Kabupaten Lingga tidak bisa melaut mencari ikan.
Kekosongan solar tersebut menjadi pertanyaan nelayan, karena belum sampai tiga bulan kuota yang diberikan Pertamina khusus untuk nelayan mulai berkurang.
“Alasan dari SPBB dan APMS kuota dikurangi, karena di daerah lain di Kepri juga stok solar berkuang. Hal ini tidak masuk akal sama sekali. Karena solar untuk nelayan Lingga satu tahun 7000 kiloliter,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lingga, Distrawandi.
Wandi panggilan akrab Distrawandi mengatakan dengan kelangkaan solar tersebut, pihaknya meminta kepada BPH Migas untuk turun langsung ke lapangan dan mencari tahu penyebab kelangkaan BBM untuk nelayan itu.
“BPH Migas harus serius untuk mengawasi distribusi BBM di Lingga khususnya untuk nelayan. Masa baru saja dipasok dari Pertaminan Tanjunguban, solar langsung habis. Ini kan mustahil dan tak masuk akal,” katanya.
Menurutnya, kelangkakan solar khususnya untuk nelayan, dicurigai ada permainan oknum yang merugikan para nelayan dan masyarakat Linga.
“Kalau saya curiga ada permainan penyalur dalam kelangkaan solar ini. Untuk itu Pertamina dan BPH Migas harus serius selesaikan masalah ini,” katanya.
Wandi mengatakan, apakah harus demo dulu atau ada aksi baik dari nelayan, mahasiswa dan organisasi lainnya, baru ditanggapi pertamina dan pemerintah. Masalah ini bukan sekali saja terjadi, tapi tidak ada solusi yang diberikan. Wandi sendniri akan mendatangi PT Pertaminan yang ada di Kota Batam.
“Jika tidak ditanggapi keluhan nelayan, kami akan datangi Pertamina di Batam. Kita mau tanya keseriusan mereka menyelesaikan masalah kelanggkan BBM jenis solar,” katanya.
Wandi mengaku curiga terhadap beberapa penyalur BBM khususnya jenis solar. Karena barus saja di supplay BBM dari Tanjunguban ke SPBB dan APMS, solar langsung habis.
“Selalu ditanyakan ke SPBB dan APMS yang ada di sini, tapi jawabannya selalu bilang kuota dibatasi karena di daerah lain di Kepri kekurangan stok BBM. Kami curiga ada permainan di penyalur,” ujarnya.
Menurutnya, BPH Migas sebagai fungsi pengawasan harus turun untuk mencari tahu permasalahannya yang terjadi.
“Kita tunggu niat baik Pertaminan dan BPH Migas. Apakah mereka serius atau tidak. Jika tidak ada tanggapan, kita akan lakukan aksi dan mendatangi Pertamina di Batam,” katanya.(asn)