CENTRALBATAM.CO.ID, SINGAPURA – Vaksin keempat atau suntikan booster kedua Covid-19 masih dipertimbangkan Singapura.
Singapura sendiri belum berencana menerapkan suntikan booster vaksin Covid-19.
Hal ini disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Singapura Kenneth Mak.
Saat ini kata Mak belum diperlukan suntikan booster kedua vaksin Covid-19.
Dia uga memantau apakah akan ada kemunculan varian baru.
Kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan seluruh aspek, mulai dari efektivitas booster pertama dan angka infeksi pada warga yang telah menerima booster.
“Fokus saat ini adalah meminta warga segera disuntik booster pertama. Kita juga memantau apakah akan ada kemunculan varian baru.” ucap Mak.
Adapun sejumlah negara seperti Israel dan Korea Selatan mulai menyuntikkan booster kedua vaksin Covid-19 kepada warganya.
Singapura menjadikan booster pertama sebagai senjata utama untuk melawan gelombang ketujuh Covid-19 varian Omicron yang sedang melanda.
Kebijakan ini bisa dikatakan efektif, karena 99 persen warga yang terinfeksi asimtomatik atau hanya bergejala ringan.
Angka vaksinasi Singapura termasuk tertinggi di dunia yaitu 94 persen dan hampir dua per tiga warga yaitu 65 persen telah disuntik booster.
Warga yang ingin tetap berstatus telah divaksin diminta segera disuntik booster pertama sekitar lima bulan setelah disuntik vaksin Pfizer dan Moderna.
Sementara itu untuk penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm dapat mendaftarkan diri untuk dosis ketiga setelah tiga bulan, karena rendahnya tingkat perlindungan vaksin tersebut terhadap varian Omicron.
Studi menunjukan efektifitas booster Pfizer dan Moderna menurun setelah empat bulan.
Namun, booster masih tergolong ampuh melawan gejala berat Covid-19 yang memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Gencarnya vaksinasi menjadi faktor utama rendahnya angka kematian Covid-19 di Singapura yang saat ini berjumlah 937 korban.
Vaksin Covid-19 menurut data pemerintah Singapura berhasil mencegah 33.000 kasus bergejala berat, 112.000 kasus rawat inap, dan 8.000 pasien meninggal dunia terutama ketika gelombang varian Delta mengguncang tahun lalu.(*)
Sumber : Kompas