Penulis : Setianus Zai
Kita semua menyadari, bahwa kita harus mencapai sebuah kesuksessan. Sayangnya, kita sering kali memiliki berbagai alasan tidak mencapai sukses yang harusnya menjadi hak kita. Meskipun alasan itu sangat logis dan masuk akal, tetap saja hal itu tidak dapat dibenarkan.
Ketika kita menjadikan sebuah alasan untuk tidak mencapai sukses, tanpa disadari kita telah memadamkan api emosional yang ada pada diri kita. Semakin sering kita memadamkan api emosional itu, lama kelamaan akan hilang dan kehidupan kita akan diwarnai berbagai kegagalan atau saya menyebutnya tidak berkembang.
Ibarat pohon mangga yang hidup di halaman rumah dan tidak pernah menghasilkan buah. Tidak ada bernilai, begitulah kehidupan manusia yang tidak menghasilkan sesuatu atau tidak pernah meraih sukses dalam hidupnya.
Jika saya adalah pemilik pohon mangga itu, pastinya saya sudah memotongnya dan membuangnya kedalam api.
Sebab kata Bill Gates orang terkaya di dunia itu “Jika anda lahir miskin, anda tidak salah! Tapi kalau anda mati miskin, anda pantas untuk disalahkan”.
Bicara masalah motivasi. Untuk meraih kesuksesan kita butuh menetapkan tujuan hidup kita. Dengan kita menetapkan tujuan hidup, pastinya kita akan termotivasi untuk mencapainya.
Hanya saja, perkembangan Ilmu Tehnology (IT) saat ini membuat kita sering terlena. Saat kita di tengah perjalan memperjuangkan kesuksesan kita, IT datang memainkan emosional kita bermain game, nongkrong di Medsos atau hal-hal lain yang membawa emosional kita terlena.
Bisa dikatakan IT merupakan obat penenang atau alat refreshing otak. Tapi ia juga menjadi racun pembunuh berbagai motivasi karena terlalu terlena padanya.
Sebagian orang yang tahu tujuan hidupnya mereka terus termotivasi untuk mencapai sukses. Tapi tidak sedikit dari kita masih membutuhkan orang lain. Untuk itu berikut salah satu contoh yang telah menjadi motivasi hingga saya berani mencoba menjadi seorang pengusaha kafe dengan modal yang sangat minim.
Berikut motivasinya:
Ada 3 orang bersaudara semuanya laki-laki, kerja mereka tiap harinya hanya bermain judi, main warnet, mabuk-mabukan dan lain sebagainya. Intinya mereka adalah pemboros yang hanya mengahbiskan uang orang tua mereka.
Begitu seluruh tabungan orang ayah mereka habis, ayah ke 3 anak tadi mulai berpikir untuk memberikan motivasi buat anaknya.
Sebelum ia meninggal, dia menitip kata wasiat. Kata wasiat itu, Anak-anak ku tercinta, di belakang rumah kita ini ada lahan seluas 2 hektar. Di atas lahan itu ada tersimpan harta karun yang nilainya sangat mencapai milliaran bahkan lebih. Karena harta itu sudah ada sejak turun temurun. Posisi harta karun itu dalam sekitar 50 centi meter. Tapi saya memohon agar harta itu baru digali setelah saya meninggal.”.
Singkat kata, begitu sang ayah meninggal, ketiga anak yang rakus tadi bergegas mengambil parang menebang kayu dan mencangkul tanah itu. Selama 3 bulan lebih ketiganya bekerja keras tanpa mengenal lelah hingga tanpa sadar mereka telah menggali seluruh lahan itu.
Melihat seluruh tanah telah digali, dan belum juga menemukan harta karun yang dimaksud, mereka sadar bahwa mereka telah dibohongi oleh sang ayah. Tapi anak sulung berkata lain saat melihat gundukan tanah yang mereka gali bisa menyuburkan berbagai tanaman. Dan ketiganya sepakat menanam berbagai jenis sayuran. Hasilnya luar biasa.
Banyak orang terlalu terlena menikmati warna-wani keindahan dunia. Dan tanpa sadar motivasi yang mereka miliki mati begitu saja.
Seperti halnya ketiga orang anak membutuhkan motivasi dari seorang ayah, begitu lah kita semua butuh motivasi. Ketiga anak itu termotivasi oleh harta, begitu juga kita harus meraih mendapat motivasi yang tepat untuk meraih kesuksessan.
Jika anda butuh motivasi, atau ingin mengembangkan berbagai talenta, usaha yang dimiliki. Hubungi kami di Kafe Ngop-ngo, jalan wisata Bahari Km 29 Kawal, kecamatan Gunungkijang. Kami berusaha membantu anda mewujudkan visi-misi anda untuk meraih kesuksesan.