CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Penampakan berbeda seketika terlihat disekitar perairan Kepri, tepatnya dijalur perairan Batam menuju Pelabuhan Domestik Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (29/6/2016) siang.
Penampakan ini terlihat jelas dari jarak sekitar 2 Kilometer, namun, jika lebih didekati, Platform Offshore dengan jajaran beton raksasa sebagai penopang beban platform perlahan didirikan diatas perairan Kepri.
Pantauan tim Central Batam, Platform ini terlihat jelas dan tampak tengah dikerjakan pendiriannya. Dapat digambarkan, sebanyak 6 tiang beton raksasa dijadikan para pekerja yang ada diatas platform sebagai media penopang beban platform yang didirikan diatas lautan, tepat berdampingan dibeberapa pulau kosong yang ada disekitar perairan Kepri.
Platform Offshore yang berdiri diperairan Kepri | Foto : Junedy BreslyDalam cuplikan rekaman yang dihimpun tim Central Batam secara ekslusif, yang berdurasi sekitar 27 detik. Secara nyata platform ini berdiri kokoh. Disekeliling Platform yang disinyalir akan dijadikan sebagai media pengeboran minyak dan gas bumi (Migas) ini, turut ditebar beberapa pelampung berwarna kuning dengan ukuran yang cukup besar.
Beberapa pelampung yang ditebar disekeliling platform ini, diduga sengaja disebarkan disekeliling menara Offshore untuk mengalihkan atau sebagai peringatan batas wilayah yang aman dalam lalulintas transportasi laut dari Batam menuju Tanjungpinang dan Bintan, serta rute sebaliknya.
Platform sendiri, merupakan menara pengeboran migas yang didirikan tepat diatas perairan, khususnya laut lepas dengan beberapa tiang penyangga. Platform digunakan dalam proyek eksploitasi migas, setelah dilakukannya eksplorasi atau survei (pencarian) sumber daya Migas.
“Ketika terdeteksi adanya cadangan atau sumber daya migas didalam suatu Reservoir (cebakan) atau biasa disebut sebagai tempat terperangkapnya migas, dengan sumber data yang tepat dan teruji. Barulah dilakukan pendirian Platform, untuk kemudian melakukan pengeboran lepas pantai (Offshore) guna mengambil sebanyak-banyaknya migas dari perut bumi,” kata Yudi, ST, pakar perminyakan yang aktif di PT Chevron Indonesia, saat dikonfirmasi.
Platform Offshore yang berdiri diperairan Kepri | Foto : Junedy BreslyDikatakannya juga, didirikannya sebuah Platform hanya jika ditemukannya data jelas mengenai keberadaan sumber daya migas tersebut.
“Kalau tidak ada sumber daya didalam suatu reservoir dibawah laut, tidak mungkin suatu perusahaan nekat mendirikan sebuah menara platform dengan dana yang hampir Triliunan Rupiah. Gila itu namanya, jika hanya mau main-main,” tegasnya.
Dengan pemaparan pakar perminyakan ini, kemungkinan besar adanya cebakan atau perangkap Migas dibawah lautan kepri sangatlah besar. Hal ini bisa jadi semakin jelas, karena pendirian Platform tersebut telah dikerjakan sekitar 50 persen.
Saat dikonfirmasi ke Kantor Kedinasan terkait, serta beberapa lembaga dalam bidang pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kepri, belum ada jawaban pasti yang dapat dipaparkan. Namun, suatu hal yang benar-benar terjadi. Pengerjaan platform tersebut terus dikerjakan, hingga berita ini dimuat ke khalayak ramai.
Penulis : Junedy Bresly