CENTRALBATAM.CO.ID, KIEV – Perang antara Rusia dan Ukraina sepertinya akan memasuki eskalasi yang lebih dahsyat. Sehari setelah dipukul mundur dari kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, Rusia membombardir kota tersebut.
Hampir seluruh gedung, termasuk kantor pemerintahan, dihantam oleh rudal jelajah dan roket jarak pendek GRAD milik Rusia, Selasa (1/3/2022).
“Pagi ini alun-alun pusat kota kami dan markas besar pemerintahan Kharkiv diserang secara kriminal,” kata Gubernur Regional Kharkiv, Oleg Sinegubov, dalam sebuah video di Telegram sembari memposting rekaman ledakan besar dan puing-puing di dalam gedung, “Penjajah Rusia terus menggunakan persenjataan berat terhadap penduduk sipil.”
Kharkiv yang memiliki populasi sekitar 1,4 juta menjadi target pasukan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina Kamis pekan lalu.
Kota itu merupakan ibu kota pertama Republik Sosialis Soviet Ukraina yang didirikan oleh kaum Bolshevik serta kota industri terpenting Ukraina, termasuk pabrik tank, serta banyak perusahaan IT.
Moskow sepertinya marah karena dalam dua hari pertempuran jalanan di Kharkiv, mereka menderita kekalahan. Banyak kendaraan berat Rusia hancur disergap pasukan Ukraina. Dari foto-foto yang dilansir, tentara Rusia juga bergelimpangan di jalan raya.
Selain, Kharkiv, kota pelabuhan selatan, Mariupol, juga menjadi sasaran serangan roket Rusia sehingga menewaskan sejumlah warga sipil dan merusak infrastruktur kota itu. Walikota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan, kota itu terus-menerus diserang.
“Tempat tinggal kami dikupas selama lima hari. Mereka menggempur kami dengan artileri, menembaki kami dengan GRAD. Mereka juga memukul kami dengan angkatan udara,” kata Boichenko dalam siaran langsung di TV Ukraina.
“Infrastruktur sipil rusak – sekolah, rumah. Banyak perempuan, anak-anak dibunuh dan terluka.”
Gubernur regional Mariupol Pavlo Kyrylenko mengatakan kota itu saat ini tanpa listrik setelah serangan itu.
Pemimpin separatis Ukraina yang didukung Rusia di Donetsk, Denis Pushilin mengklaim bahwa penyerangan Mauripol dilakukan oleh pihaknya.
Namun, hari keenam invasi Rusia di Ukraina sepertinya baru awal meskipun ke dua negara sudah duduk di meja perundingan di perbatasan.
Sebab, konvoi besar pasukan Rusia saat ini sedang bergerak di selatan Ivankiv, Ukraina.
Hasil pantauan citra satelit Maxar memperlihatkan iring-iringan kendaraan militer sepanjang 60 kilometer di Ivankiv, sekitar 83 kilometer dari ibu kota Kiev.
Konvoi ini membentang dari dekat bandara Antonov yang sudah dihancurkan. Konvoi ratusan kendaraan berat itu sama panjangnya dengan jalan raya dari alun-alun Engku Putri hingga Pulau Galang Baru, Kota Batam.
Maxar juga mengatakan bahwa pengerahan pasukan darat tambahan dan unit helikopter serang darat juga terlihat di Belarus selatan, kurang dari 30km utara perbatasan Ukraina.
Konvoi pasukan ini bisa menggambarkan perubahan rencana Putin dari sebelumnya hanya menargetkan instalasi militer menjadi perang pendudukan wilayah.
AS memperkirakan, pasukan Rusia akan mencoba mengepung Kiev dalam beberapa hari mendatang. Pasukan Rusia bisa menjadi lebih agresif karena frustrasi.
Sebab, mereka terus mendapat pukulan yang tidak diperkirakan dari Ukraina. Moskow mengakui mereka mengalami kerugian besar dalam lima hari invasi.
Rusia semakin berambisi untuk menguasai ibu kota Kiev setelah menghadapi isolasi internasional yang membuat negara tersebut mengalami gejolak ekonomi.
Sanksi ekonomi terhadap Moskow baru berlangsung tiga hari, namun negara raksasa itu langsung kepayahan.
Aksi rush atau penarikan uang besar-besaran terjadi di seluruh Rusia setelah bank sentral menggerek suku bunga hingga 20 persen.
Seluruh transaksi perusahaan dan perbankan Rusia di puluhan negara ditolak. Mata uang rubel anjlok ke titik terendah terhadap mata uang asing.
Tetapi, Presiden Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mempertimbangkan kembali invasinya terhadap Ukraina. Ia menyebut Barat sebagai “kerajaan kebohongan”.
Apalagi, Uni Eropa juga menyatakan dukungan nyata terhadap perang tersebut dengan mengirimkan senjata ke Ukraina, termasuk pesawat tempur.
Invasi yang disebut-sebut terbesar sejak Perang Dunia II yang tujuan awalnya untuk mencegah Ukraina menjadi anggota NATO, menurut pengamat, telah gagal.
Putin terlalu yakin Ukraina akan ditinggalkan oleh Barat seperti keluhan awal Presiden Volodymyr Zelensky, Jumat pekan lalu. “Kami berperang sendirian.”
Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi yang membuat ekonomi Rusia tak berkutik. Jepang, Korea Selatan serta Singapura juga bergabung untuk memberi tekanan ekonomi dan keuangan bagi Moskow.
Satu-satunya negara yang saat ini masih belum ikut campur adalah China, meskipun Beijing terus menekan Moskow untuk melakukan gencatan senjata.
Duta Besar Moskow untuk PBB mengatakan tentara Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi warga sipil. Namun, pada kenyataannya, lebih dari seratus warga sipil tewas, termasuk anak-anak.
Pembicaraan ke dua negara diadakan di Belarusia sejak Senin, hingga saat ini, belum mencapai kemajuan. Ukraina mendesak gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia. Namun Kremlin tidak mau mengomentari pertemuan tersebut.
“Yang paling penting adalah kami setuju untuk melanjutkan negosiasi,” kata kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky kepada wartawan.
Para pejabat kembali ke ibu kota mereka masing-masing untuk konsultasi lebih lanjut sebelum negosiasi putaran kedua, kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak kepada wartawan.
“Pihak Rusia, sayangnya, masih memiliki pandangan yang sangat bias tentang proses destruktif yang telah diluncurkannya,” kata Podolyak.(Central Network/afp/ap/dailymail)