CENTRALBATAM.CO.ID-Istana Buckingham, rumah Ratu Elizabeth II, memang tidak akan rubuh dalam waktu dekat, namun bukan berarti bangunan tua itu tidak butuh perbaikan.
Malah, pemerintah Inggris menyebutkan bahwa istana berusia 300 tahun itu harus segera diperbaiki. Pasalnya, gedung bersejarah itu rawan kebakaran, juga kebanjiran. Risiko kebakaran jadi alasan utama renovasi istana.
Menurut Kementerian Keuangan Inggris, jika kebakaran terjadi di salah satu sayap istana, kerugiannya bisa mencapai 250 juta poundsterling atau Rp4,14 Triliun.
Terlebih instalasi listrik di Istana Buckingham terbilang tua yang semakin menambah risiko terjadinya kebakaran. Setidaknya terdapat 160 meter kabel listrik yang harus diganti, begitu juga dengan 6500 stop kontak, 5000 saklar lampu dan 330 sekering.
“Beberapa instalasi listrik di Istana Buckingham ada yang usianya lebih dari 60 tahun, dan itu tidak aman,” ujar David Gauke, Kepala Sekretaris Keuangan Inggris kepada Reuters.
Perhatian utama lainnya adalah sistem pemanas air yang sudah beroperasi sejak 1980an, sehingga sulit dibongkar dan diganti. Sementara itu, tukang ledeng harus mengganti 2500 radiator dan 500 pipa kamar mandi.
Terlebih, Istana Buckingham bukanlah bangunan mungil. Terdapat 775 kamar, 19 ruang pertemuan, 52 kamar tamu, 188 kamar staf, 92 kantor, serta 78 kamar mandi. Ada sekitar 7,4 acre lantai yang harus dibongkar dan diganti.
Adapun, renovasi akan dilakukan mulai April 2017 dan membutuhkan waktu 10 tahun untuk perbaikan keseluruhan. Biayanya, diperkirakan mencapai US$456 juta atau Rp6,12 Triliun.
Tentu saja hal ini membuat sebagian warga Inggris keberatan. Terlebih dengan penurunan ekonomi yang sedang terjadi.
“Ini bisa jadi skandal. Ratu harus ditanya soal manajemen buruk aset dan pembiayaan, yang membuat istana dalam kondisi buruk,” kata Graham Smith, CEO Republic, kelompok yang menentang monarki.
“Ketika semua orang merasakan dampak pemotongan, istana terus-menerus mendapatkan uang dari pembayar pajak,” katanya.
Melansir Reuters, selain Istana Buckingham, bangunan tua lainnya yang juga masuk daftar renovasi adalah Istana Westminster, yang saat ini digunakan sebagai gedung parlemen.
Istana Buckingham dibangun pada awal 1700 dan menjadi kediaman keluarga kerajaan Inggris setelah George III membelinya pada 1761.
Kendati punya banyak properti, Istana Buckingham tetap jadi kediaman utama Ratu Elizabeth II. Di sana, dia menggelar banyak acara penting, mulai dari pesta meriah, upacara resmi hingga pertemuan diplomatik.
Di sisi lain, Istana Buckingham sangat populer sebagai destinasi wisata di Inggris. Lebih dari 500 juta orang berkunjung ke istana setiap musim panas.
“Turis sangat tertarik datang ke istana dan melihat seperti apa kehidupan Monarki. Saat mereka berkunjung, mereka menghabiskan banyak uang dan itu menyokong pekerjaan di Inggris,” papar Gauke.
“Kita harus memastikan kelestarian bangunan bersejarah, tidak hanya untuk tujuan wisata, tapi agar generasi berikutnya bisa ikut menikmat,” katanya. (cnn/ctb)
