CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Tiga unit armada atau alat angkut dan muat milik PT Glory Point, yang ada di sekitar areal proyek Cut and Fill Bukit Tiban Koperasi, Jl. Gajah Mada, Sekupang, Batam ‘disegel’.
Penampakan itu jelas dengan dipasanginya bentangan garis berwarna kuning atas 3 unit alat yang terparkir di bukit yang kini telah rata itu. Adapun alat yang disita, ialah 2 unit truk pengangkut tanah dan 1 unit excavator.
Selain ketiga armada tersebut, tak jauh juga tampak satu unit alat berat (Bull Dozer) yang juga terhenti aktifitas dan terperanjak di areal bukit gersang, rata nan gundul itu.
Beberapa warga sekitar saat dikonfirmasi, Minggu (9/10/2016) pagi mengatakan, seluruh armada yang ada disegel oleh petugas berpakaian rapih beberapa waktu lalu. Penyegelan itu turut dihadiri beberapa pejabat setempat dan pengawas proyek.

“Sepertinya disegel alat-alatnya, karena beberapa waktu lalu kami lihat ada petugas bawa bentangan garis segel dan memasangkan di alat-alat itu,” kata Mardi, salah seorang warga.
Diketahui, proyek yang nantinya akan membangun perumahan elit itu ternyata tidak mampu memperlihatkan status perizinan dalam proyek pematangan lahan (Cut and Fill, red). Karena tak adanya perizinan, proyek itu terkesan ilegal dan patut dipertanyakan.
Dengan penyegelan itu pula, seluruh aktifitas sekitar lokasi proyek tak berizin itu tampak sedikit kondusif dari kegiatan Cut and Fill atau pemotongan bukit dan penimbunan kolam.
Beberapa warga yang menolak keras akan keberadaan proyek itu tampak sumringah, melihat barisan alat berat yang kini tak diperbolehkan beroperasi itu.
“Baguslah, mereka rancang proyek itu tidak pedulikan nasib warga. Jadi kami sangat dukung langkah penyegelan yang dilakukan,” kata Subandi, warga Tiban Koperasi.
Sepaham dengan warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batam juga menyetujui keputusan Pemerintah Kota (Pemko) dan jajaran Dewan (DPRD) Batam yang meminta proyek Cut and Fill oleh PT Glory Point untuk dihentikan.

Secara tegas Kepala Bidang Pencegahan dan Siap Siaga BPBD Kota Batam, Zulkarnain mengatakan bahwa proyek pemotongan bukit di Tiban Koperasi, Jl. Gajah Mada, tepatnya berada di belakang Sekolah Kasih Karunia, Sekupang tersebut sangat rawan bencana.
“BPBD sangat setuju proyek itu dihentikan, karena banyak dampak atau sifat berbahaya yang akan timbul jika pengerjaannya terus dilanjutkan,” kata Zulkarnain, saat dikonfirmasi, Mingu (9/10/2016) pagi.
Adapun dampak atau bahaya yang tersimpan dalam proyek pemotongan bukit itu, ialah banjir, tanah longsor dan banyak dampak lainnya. Termasuk salah satu dampaknya, ialah tertutupnya kolam di lokasi itu yang biasa dimanfaatkan warga sebagai media penangkal banjir.
Kemudian, dampak yang paling nyata ialah kenaikan suhu karena gersangnya bukit yang telah digunduli tersebut.
“Ya iya, bukit yang awalnya hijau dan sejuk itu sekarang gundul dan diratakan. Jelas sangat gersang, tentu saja suhu pun semakin panas,” ucapnya.
Dikatakannya juga, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kecamatan Sekupang, Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan (Bapedal), Pemko dan DPRD Batam untuk menanggapi serius proyek yang meresahkan warga tersebut.
Disebut meresahkan, karena dapat berakibat fatal berupa bencana-bencana tersebut yang dapat membahayakan kehidupan masyarakat luas.
“Kita sudah koordinasi dengan pihak-pihak tersebut, dan hasilnya proyek itu diminta untuk dihentikan aktifitasnya,” tuturnya.
Senada, Camat Sekupang, Zurniati saat dikonfirmasi beberapa saat lalu juga menegaskan untuk segera dihentikannya aktifitas proyek tersebut.
Selain karena dampak buruknya, ternyata PT Glory Point tidak mampu memperlihatkan status perizinan pematangan lahan dengan cara Cut and Fill di lokasi itu.
“Ya karena tidak mampu memperlihatkan bukti perizinannya, kita minta untuk dihentikan,” cetus Zurniati.
