CENTRALBATAM.CO.ID, TUNISIA-Dax J, seorang DJ kelahiran Inggris memasukkan panggilan salat untuk muslim, atau azan, ke dalam salah satu lagunya saat manggung di Tunisia. Kreativitas itu ternyata berbuntut panjang. Dikabarkan, ia sampai mendapat ancaman pembunuhan.
Diberitakan NME, Dax J tampil di Orbit Festival, Nabeul, Tunisia Jumat (31/3/2017) lalu. Salah satu lagu yang ditampilkan merupakan remix dari azan yang sakral bagi umat Islam. Sementara mayoritas masyarakat di Tunisia beragama Islam.
Aksi kontroversial Dax J langsung mendapat reaksi. El Guitone, kelab malam tempat ia bermain musik ditutup oleh pihak berwajib. Pemilik kelab malam itu bahkan bakal dituntut hukum. Begitu pula Dax J, seperti yang lansir AFP, belum ditemukan hingga kini.
Gubernur Nabeul, Mnaouar Ouertani mengatakan dengan tegas, larangan penyerangan terhadap agama dan hal-hal sakral.
“Kami tidak membolehkan penyerangan terhadap agama dan hal-hal sakral,” kata Gubernur Nabeul, Mnaouar Ouertani.
Penyelenggara festival sudah meminta maaf dan mengaku tidak menyadari bahwa salah satu penampil mereka membawakan lagu yang mungkin menyinggung penonton dari negara muslim.
Dax J sendiri telah meminta maaf. Ia kemudian menghapus akun media sosialnya, seperti Facebook dan Twitter, karena sampai diancam akan dibunuh.
“Saya ingin menawarkan pernyataan maaf yang tulus kepada siapa pun yang mungkin telah tersinggung oleh musik yang saya mainkan di Orbit Festival di Tunisia pada Jumat. Saya tidak pernah berniat membuat kesal atau tersinggung siapa pun,” kata Dax J dalam akun medai sosial.
Masyarakat Tunisia meributkan Dax J setelah sebuah video berisi ia memainkan remix azan, beredar pada Senin (3/4/2017) kemarin. Dalam video itu terlihat, Dax J memainkan lagu, pengunjung tetap berdansa mengikuti azan yang di-remix itu.
Polisi baru bertindak Selasa (4/4/2017) lalu, setelah debat di media sosial mengemuka.(afp/bbc/nme/cnn/ctb)
