CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Kehadiran PT Indojaya Agrinusa Bintan telah banyak membawa banyak dampak positif di Bintan. Pasalnya, selain menjadi satu-satunya expotir daging ayam di Bintan, juga hadir untuk menstabilkan harga di Kabupaten Bintan.
Selain itu, berbagai manfaat lain juga dirasakan oleh masyarakat Bintan seperti; tersedianya lowongan pekerjaan untuk masyarakat lokal serta menjaga kestabilan harga serta ketersediaan daging ayam di Kabupaten Bintan dan sekitarnya.
Bahkan, PT itu siap bermitra dengan masyarakat Bintan yang ingin berternak ayam potong. Syarat terbilang mudah, yaitu cukup punya lahan dan kandang.
Hal ini terlihat saat PT itu mengexpor sebanyak 28.512 ekor ayam hidup ke Singapura, Rabu (27/8).
Kisaran berat per ekor ayam itu sendiri antara 1.8 kg hingga 2.5 kg per ekor dengan harga per kilogramnya S$2.6 atau setara dengan Rp 32.000. Meskipun nilai ekspor hanya kisaran Rp 2 miliar, namun PT itu bisa melakukan transaksi hingga 6 kali dalam sebulan.
Dengan demikian, kehadiran PT itu di Bintan telah membuktikan diri sebagai salah satu penggerak roda perekonomian Bintan.
Vice President Head and Feed Operations Sumatera, Anwar Tandiono atau akrab disapa Acai menegaskan bahwa kegiatan ekspor ayam hidup ke Singapura bukanlah prioritas utama perusahaannya.
“Kami utamakan pasar lokal (Kepri) terlebih dahulu, itu adalah prioritas kami. Ekspor ini untuk menghargai kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Singapura saja,” sebut Acai, Kamis (28/8/2025).
Diakuinya, kebutuhan pasar lokal di Kepri perhari bisa mencapai 50 ribu ekor.
Kebutuhan itu untuk saat ini masih berimbang dengan produksi Japfa Group bersama kemitraan dengan peternak lokal.
Acai menambahkan, kedepan produksi ayam pedaging di Bintan ditargetkan sebanyak 600 hingga 800 ribu ekor perbulannya.
“Saat ini kita produksi baru sekitar 400 ribu ekor per bulan,”akunya.
Khusus untuk produk ekspor, Japfa mengandalkan peternakan yang langsung dikelola perusahaannya.
Sebab, persyaratan ekspor ke Singapura harus memenuhi kriteria yang diminta negara tersebut.
“Ekspor ayam hidup malam ini, diambil dari farm di Toapaya. Karena persyaratan ekspor itu ketat termasuk masalah sanitasinya juga, makanya produk kita yang kita ekspor, kalau kemitraan kita untuk pasar lokal,”tambahnya.
Dia menegaskan bahwa kegiatan ekspor ayam hidup ini tidak akan menggangu stabilitas kebutuhan ayam di Kepri.
Perusahaan komitmen dengan arahan dari Gubernur Kepri dan Bupati Bintan.
“Jangan sampai pasar lokal terjadi fluktuasi tinggi karena ekspor ini. Kita jaga betul itu. Meski ekspornya kita rutin sebulan sekali, setelah sempat tertunda setahun terakhir ini,” jelasnya.
Sebelum dieskpor, ayam hidup tersebut sudah melalui proses pemeriksaan kesehatan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bintan.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bintan, drh Iwan Berri Prima, memastikan ayam yang diekspor dalam kondisi aman dan sehat
โKami sudah lakukan pemeriksaan secara detail. Hasilnya semua sehat dan aman untuk dikonsumsi,” kata dia.
Dinas memfasiltasi kegiatan ekspor dengan surat keterangan kesehatan hewan dan sudah diperiksa hasilnya sehat.
Dokumen ini juga sebagai dasar pihak karantina sebelum barang ini keluar. (Ndn)
