CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Ketidak adilan kembali dirasakan oleh miskin dalam hal ini khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di Bintan. Pasalnya, setelah menimbun beberapa pelantar nelayan di Desa Kalang Batang, PT Bay kali ini menimbun lautan yang merupakan tempat para nelayan mengais rejeki.
Tidak tanggung-tanggung, penimbunan yang dilakukan oleh PT Bay ini mencapai 50 meter dari dari daratan ketengah lautan yang kaya akan ikan dan terumbung karang. Akibatnya, beberapa nelayan mulai menjerit karena merasa pemerintah seolah-olah tutup mata. Selain itu, beberapa warga mulai menduga pemerintaha sebelum dan saat ini menutup mata terhadap aktifitas ini karena PT Bay diduga membayar mahal akan itu.
“Padahal selama ini kami selalu mencari ikan ditempat yang ditumbun itu. Tapi semenjak dilakukannya penimbunan, laut menjadi keruh ikan-ikan disekitarnya pada berlarian. Bahkan kekayaan alam bawah laut didaerah tersebut seperti terumbu karang menjadi rusak,”ujar salah satu nelayan Andi, Sabtu (27/8/2016).
Sementara itu, pihak PT Bay tidak bisa dikonfirmasi sebab akses menuju salah satu kantornya di Desa Kalang Batang ditutup dan dijaga ketat yang diduga preman bayaran.
Menanggapi hal ini, salah satu nelayan lain mengatakan PT yang pernah pernah bermasalah dengan tenaga kerja asing tersebut diduga melakukan berbagai aktifitas yang melanggar aturan. Beberapa pelanggaran yang dimaksud seperti penimbunan hutan bakau dan hutan lindung serta penimbunan laut. Bahkan sebagian masyarakat sempat keceplosan mengatakan PT Bay melakukan penambangan Bauksit yang untuk dikirim ke Sulawesi dan Kalimatan.
“Jangan harap bisa memasuki lahan PT Bay tanpa ditemani aparat keamanan. Sebab didalam sana kemungkinan ada tambang bauksit juga dan masih banyak Tenaga Kerja Asing (TKA) illegal,”ujar pria yang minta namanya tidak ditulis.
Penulis : Setianus Zai