CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA-Anggota Polri diminta menjalankan buddy system untuk menjaga keamanan. Buddy system merupakan prosedur keamanan yang mengharuskan minimal dua orang anggota saling menjaga dalam suatu kegiatan.
“Kami sudah ada arahan sebenarnya dari awal dari Kapolri, bahwa dalam penugasan selalu buddy system. Itu minimal berdua,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, Sabtu (1/7/2017).
Setyo mengimbau semua anggota selalu siap siaga dan waspada dalam menjalankan tugas. Tidak boleh menganggap enteng segala kemungkinan yang bisa membahayakan anggota Polri.
Sebelumnya, terjadi penyerangan terhadap anggota Polri. Pada Minggu (25/6/2017) lalu dua orang berinisial AR (30) dan SP (47) masuk ke dalam Polda Sumatera Utara dan menikam Aiptu Martua Sigalinging yang berjaga di pos II.
Polisi berhasil melumpuhkan pelaku penyerangan sebelum pelaku membakar pis tersebut. Kini AR meninggal dunia dan SP dalam keadaan kritis.
Kemudian Jumat (1/7/2017) malam, Mulyadi menyerang dua anggota polri masing-masing AKP Dede Suhatmi dan Briptu M. Syaiful Bakhtiar saat shalat di saf ketiga dalam Masjid Falatehan.
Mulyadi yang sempat melarikan diri ke arah Terminal Blok M berhasil dilumpuhkan setelah diduga berbalik melawan dan kemudian berujung tembakan di kepala dan dada.
“AKP Dede mengalami luka robek di pipi kanan 15 centimeter tembus ke bibir atas. Briptu Syaiful luka robek pipi di kanan 10 centimeter tembus ke dinding pipi dalam. Keduanya sudah dipindahkan ke RS Polri,” kata Setyo.
Setyo mengimbau anggota membawa senjata dalam berbagai kegiatan. Bila ada anggota yang tidak mendapat inventaris sejata, anggota tersebut bisa menjalankan buddy system dengan anggota yang memiliki senjata.