CENTRALBATAM.CO.ID, LINGGA – Kepala Satpolair Polres Lingga, AKP Thomas Charles mengakui, jika terjadi kebakaran kapal di tengah laut, upaya pemadaman sangat sulit dilakukan karena tidak ada pemadam kebakaran apung di daerah tersebut.
“Jadi, kita berusaha memadamkan api dengan apa yang kita punya, yakni tugboat itu,” katanya.
Warga sekitar mengatakan, kebakaran seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di areal sekitar SPBB Pertamina tersebut.
Dekatnya lokasi SPBB dengan pemukiman rumah warga, membuat sejumlah masyarakat cemas.
Seorang tokoh masyarakat Sungai Buluh Azam mengatakan, seingat dia, kejadian kapal kayu yang terbakar di area Pertamina itu sudah empat atau lima kali.
Ia berharap ada perbaikan ke depannya agar warga sekitar tidak menjadi korban. Baik itu perbaikan prosedur pengisian BBM serta kelengkapan peralatan oleh pihak Pertamina.
“Misalnya alat pemadam kebakaran, mestinya disediakan oleh Pertamina. Kalau api menyambar SPBB dan gudang minyak itu bagaimana? Kan bisa berbahaya,” katanya.
Sementara itu, Camat Singkep Barat, Febrizal Taufik berharap pelaku usaha yang melakukan pengisian minyak memperhatikan keselamatan. Ia berharap ada prosedur yang jelas dalam pengisian BBM.
Selain itu, dampak yang ditimbulkan oleh kebakaran itu juga harus jelas pertanggungjawabannya. Sebab, ada tumpahan minyak yang hanyut dan mencemari kelong para nelayan.(fyd)