CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Sejak memasuki tahap ketiga vaksinasi covid-19 di tanah air awal April tahun 2021 lalu, Pemerintah Kecamatan Toapaya mulai gencar melakukan sosialisasi terhadap masyarakat. Tujuannya, agar program vaksinasi dapat berjalan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, penyebaran covid-19 di tanah air dapat terbendung.
Meskipun tujuan vaksinasi ini merupakan program andalan pemerintah dalam rangka membasmi covid-19, namun tidak bisa diterima begitu saja oleh kalangan masyarakat. Pasalnya, pada saat program vaksinasi digagas oleh pemerintah, secara bersamaan juga informasi yang menyesatkan atau hoax juga muncul di berbagai media sosial. Hal ini membuat masyarakat banyak yang bersedia untuk divaksin demi melindungi dari wabah virus yang menghantui dunia itu.
Seperti hal yang dialami oleh Camat Toapaya, Nepy Purwanto saat meminta kepada warganya agar ikut program vaksin. Ia mengatakan, awalnya banyak warga yang menolak karena sempat termakan isu hoax.
“Awalnya kami berpikir, masyarakat bakal berlomba – lomba untuk memvaksin diri demi melindungi diri dan keluarga dari bahay covid-19. Tapi justru banyak yang menolak. Mereka ketakutan karena mereka mendapat informasi yang salah tentang vaksin,” jelasnya membuka cerita, Selasa (29/6).
Nepy menjelaskan, setelah dirinya bersama pihak puskesmas mendatangi satu persatu warganya ia baru menyadari bahwa ketakutan masyarakat itu bukan tanpa asalan. Dimana, berbagai informasi seperti; lumpuh hingga meninggal dunia usai divaksin telah beredar luas di tengah masyarakat. Akhirnya, yang diharapkan agar masyarakat berlomba divaksin malah sebalikknya berlomba menolak untuk divaksin.
“Jadi di tengah masyarakat kita saat itu banyak informasi yang menyebutkan usai divaksin covid-19, nanti lumpuh bahkan bisa meninggal dunia. Dan ini yang membuat program vaksin pada awalnya menolak untuk divaksin,” jelas pria kelahiran 12 February 1979 itu.
Sesaat setelah dirinya mendapat kabar itu, ia lantas tidak menyerah kepada keadaan. Justru hal itu ia jadikan sebagai tantangan untuk melawan isu hoax dan membuat program vaksinasi di wilayah itu berhasil.
“Saya sempat termenung memikirkan cara melawan hoax itu. Dan akhirnya, muncul dibenak untuk mendatangi warga dan memberitahu kepada mereka bahwa saya sendiri sudah divaksin. Dan saya baik – baik saja. Malahan, saya semakin sehat usai divaksin,” akunya, Nepy.
Kepada warga, ayah dari tiga anak itu, tidak hanya mempromosikan dirinya beserta keluarga yang sudah divaksin. Ia juga menjelaskan bahwa Bupati Bintan, Apri Sujadi beserta wakil Bupati Bintan, Roby Kurniawan telah terlebih dahulu divaksin.
Tidak hanya sampai di situ, ia juga memberikan pemahaman bahwa usai Bupati dan Wakil Bupati Bintan divaksin, seluruh jajaran TNI – Polri dan Pegawa Kesehatan juga sudah lama divaksin. Dan dari antara mereka tidak ada yang lumpuh atau yang mati akibat divaksin covid-19.
“Ya namanya juga masyarakat, mereka terkadang lebih percaya pada gosip. Namun setelah saya memberitahu bahwa Bupati dan Wakil Bupati Bintan orang pertama divaksin. Mereka (masyarakat) mulai percaya. Terlebih setelah saya juga memberitahu bahwa TNI – Polri, PNS hingga tenaga kesehatan telah divaksin terlebih dahulu baru mereka mulai percaya. Karena memang pak Bupati dan Wakilnya, TNI – Polri dan para PNS serta Nakes hingga detik ini baik – baik saja,” kisahnya.
Tidak hanya sampai di situ, perjuangan dirinya bersama Nakes setempat membuahkan hasil. Bahkan, berkat perjuangan itu mendatangi rumah warga secara door to door atau pintu ke pintu layaknya sales, ada beberapa keluarga orang kurang waras juga ikut dalam program pembasmi wabah yang pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 itu.
“Demi mewujudkan cita – cita membasmi covid-19, hampir setiap hari kami mendatangi Desa dan Kelurahan bersama Nakes. Dan bukan hanya warga biasa, bahkan ada 4 orang yang merupakan warga ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) ikut divaksin,” kata camat yang dikenal ramah itu.
Alhasil, setelah melalui berbagai rintangan, saat ini jumlah warga dikecamatan itu yang sudah divaksin sudah mencapai 3300 jiwa. Karena sejak ia mulai sosialisasi door to door itu setiap harinya sebanyak 200 jiwa hingga 250 jiwa per hari divaksin.
“Kalau sekarang rata – rata yang divaksin perhari antara 200 hingga 300 jiwa,” timpalnya.
Masih kata pria kelahiran Kijang itu, saat ini dirinya tidak begitu gencar turun ke rumah – rumah warga. Sebab, ia menggunakan sistem pemasaran snow ball rolling atau gulungan salju. Dimana, kepada warga yang sudah divaksin ia minta agar membantu pemerintah menyebarkan informasi baik tentang vaksin. Dengan demikian, covid-19 di tanah air hilang dan kembali ke kehidupan sebelum adanya virus corona.
“Untuk saat ini, kami begitu sering turun ke rumah warga. Karena setiap warga yang habis divaksin kami pesan supaya mengajak tetangga atau teman ikut vaksin. Karena kalau virus ini sudah berlalu, kita juga semua yang menikmatinya,” ungkapnya.
Jumlah 3.300 yang sudah divaksin memang belum 50 persen dari total jumlah penduduk yang mencapai 12.000 jiwa. Namun dengan jumlah rata – rata yang divaksin perhari mencapai ratusan, pada bulan akhir Juli 20201 ke depan bisa mencapai 90 persen.
“Kami optimis paling lama akhir Juli 2021 ke depan semua warga Toapaya sudah divaksin. Atau setidaknya 90 persen lah,” timpalnya.
Selain sosialiasi vaksin covid-19, ia mengatakan selalu memesan kepada masyarakat agar tetap patuh pada protokol kesahatan. Sebab, dengan menerapkan protokol kesehatan 5 yaitu; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi penyebaran virus corona dapat berada di titik nol.
“Kemudian, kami juga selalu berpesan agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan. Sebab, dengan jalannya program vaksin dan kepatuhan pada protokol kesehatan dilakukan pada saat bersamaan, penyebaran virus corona bisa berada di titik nol atau tidak ada sama sekali,” pungkasnya. (Ndn)
Baca juga berita lain CentralBatam.co.id di Google News