CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM-Pesisir utara dan timur Bintan salah satu kabupaten di Kepulauan Riau kerap dicemari limbah minyak setiap Oktober hingga Maret. Limbah berupa gumpalan minyak dan berwarna hitam menutupi pesisir utara dan timur Bintan. Limbah minyak dibuang di perairan internasional dan dibawa arus ke Bintan.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Bintan, Raja Akib menuturkan, limbah itu menutupi pantai dan alat-alat tangkap nelayan. Akibatnya, sektor pariwisata dan kelautan yang menjadi penggerak ekonomi pesisir Bintan tidak optimal.
”Kami tak punya kemampuan menyelesaikannya,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah aktif mencegah pembuangan limbah di perairan internasional. Pemerintah Kabupaten Bintan juga membutuhkan bantuan membersihkan pantai dan alat tangkap milik nelayan.
Penyelesaian masalah itu membutuhkan kerja sama antarnegara. Sebab, kejadian berlangsung di perairan lintas negara.
”Bukan kewenangan kabupaten untuk soal hubungan internasional,” kata Akib.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan MR Karliansyah mengatakan, pihaknya masih terus memantau perkembangan dampak pencemaran tumpahan oli akibat kecelakaan kapal di Johor. Namun, laporan belum menunjukkan tumpahan minyak mencapai ke perairan Indonesia.(ctb/kps)