CENTRALBATAM.CO.ID, KIEV – Gelombang pengungsi Ukraina meninggalkan negara itu terus bertambah seiring makin besarnya ancaman invasi Rusia ke negara tersebut.
Jumlah pengungsi disebutkan hampir mencapai dua juta orang.
Namun, perjalanan menuju ke tempat aman tidaklah mudah. Banyaknya infrastruktur yang hancur oleh bombardir Rusia membuat orang tua, wanita, dan anak-anak harus berjalan belasan hingga puluhan kilometer.
Perjalanan menjadi semakin sulit karena suhu di Ukraina saat ini mencapai titik beku, minus 20 derajat Celsius.
Cuaca dingin yang menusuk serta dehidrasi adalah masalah utama yang dihadapi para pengungsi untuk bisa menuju tempat aman hingga ke Polandia, negara aman terdekat.
Cuaca dingin serta demoralisasi prajurit juga membuat pasukan Rusia kesulitan menghadapi medan.
Seorang prajurit Rusia yang tertangkap pasukan Ukraina mengatakan, ia menyerah setelah menembak komandannya berpangkat Letnan Kolonel, karena ia tidak mau diperintahkan menembak warga sipil.
“Dia menembak kaki saya karena menolak perintah. Tapi saya kemudian membalas menembaknya,” kata prajurit tersebut.
Demoralisasi memang menjadi masalah berat bagi Rusia. Tiga hari mereka bertempur dengan pasukan dan rakyat Ukraina di Irpin yang dipersanjatai, membuat mereka frustasi.
Banyak yang kemudian menyerah atau saling tembak, terutama sekali terkait perintah tembak warga sipil.
Kiev mengklaim, mereka telah menewaskan 12 ribu pasukan Rusia dalam pertempuran di jalan-jalan Irpin, pinggiran Kiev.
Selain itu, mereka juga menangkap lebih dari 8.000 pasukan musuh.
Meski demikian, Rusia masih di atas angin karena pasukan udara dan persenjataan rudal yang kuat.
Moskow terus mengebom kota-kota besar, seperti Kota Sumy, menghancurkan gedung-gedung dan menewaskan 21 orang, termasuk dua anak.
Kiev dengan kota penyangga Irpin dan Kharkiv adalah titik didih pertempuran dalam empat hari terakhir.
Bentrokan brutal, bahkan perkelahian tangan kosong, terjadi di jalan-jalan Irpin ketika ratusan tank milik Rusia dihancurkan.
BBC melaporkan bahwa pertarungan semakin sulit karena cuaca yang terus menusuk dalam sepekan terakhir.
Pasukan Putin kekurangan tempat berlindung dari hawa dingin. Ribuan prajurit diperkirakan terjebak dalam konvoi 40 mil yang terhenti di dekat Kiev. Mereka juga kehabisan logistik.
Vitaliy Shichko, penduduk Bucha mengatakan, pasukan Rusia telah menyerang kota itu sejak minggu lalu.
Namun mereka berhasil dihalau pasukan Ukraina yang dibantu warga.
“Kami kesulitan melawan penembak jitu, mereka yang terus membunuh warga. Tapi kami berhasil mengusirnya setelah artileri Ukraina datang membantu,” katanya.
Militer Ukraina menyebutkan, memasuki hari ke-13 perlawanan, seluruh kota besar melakukan perlawanan, termasuk Kherson yang dikuasai kremlin, akhir pekan lalu.
“Mereka tidak akan mudah menghadapi kami, terutama karena demoralisasi yang terjadi,” katanya.
Moskow semakin terpukul setelah komandan militer mereka, Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, wakil komandan pertama tentara ke-41 Rusia, tewas di Kharkiv, Senin lalu.
Kematian Gerasimov cepat menyebar dan membuat moral pasukan Ukraina naik.
Rusia mengatakan akan kembali membuka ‘koridor kemanusiaan’ untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri dari kota-kota yang akan dibombardir, tetapi tawaran itu ditolak oleh Kiev.
Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Moskow telah memasang ranjau di sepanjang rute tersebut.
Mereka juga merampas bus pengungsi untuk mobilisasi prajurit. “Kami tidak percaya pada para pembunuh,” kata Zelensky.
Ia menyebut bahwa para pengungsi saat ini dibawa ke jalur rahasia yang disiapkan oleh pasukan Ukraina sendiri.
Mereka menghindari rute Mariupol yang disiapkan Rusia. Sebab, kota itu adalah sasaran empuk rudal RADS dan tank-tank Rusia.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, pasukan Rusia ‘semakin putus asa’ sehingga mereka saat ini melakukan kebrutalan dengan menghancurkan rumah-rumah penduduk tanpa henti.
Inggris sendiri termasuk anggota NATO yang memasok persenjataan mematikan dan tidak mematikan ke Ukraina.
Bantuan Barat, ditambah sanksi ekonomi bagi seluruh sektor keuangan dan perdagangan membuat Putin marah.
Ia mengancam akan menutup pipa-pipa gas ke seluruh Eropa. Namun Inggris telah lebih dulu menghentikan impor minyak Rusia.
Kondisi ini memang terus menggerek harga minyak hingga 140 dolar per barel dan harga rata-rata pekan ini 127 dolar per barel.
Hanya saja, kondisi ini tidak hanya menyulitkan ekonomi Rusia, tetapi juga pengguna minyak di seluruh dunia, terutama Eropa. (Central Network/afp/bbc/ap)