CENTRALBATAM.CO.ID, JAKARTA – Untuk memenuhi kebutuhan di tengah lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah akan mengimpor tabung oksigen
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku telah berkoordinasi dengan kementerian terkait terkait rencana impor tabung oksigen 6 meter kubik dan 1 meter kubik.
”Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk mengimpor tabung 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit,” kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Budi mengatakan proses distribusi oksigen liquid ke rumah sakit dalam volume besar menggunakan tangki tak maksimal dalam memenuhi kebutuhan pasien Covid-19.
Pasalnya, mayoritas rumah sakit kini lebih banyak menggunakan tabung oksigen karena tambahan kamar darurat.
”Sehingga kami juga melihat ada isu di distribusi yang tadinya bisa kirim langsung memasukkan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan dengan jaringan oksigen, sekarang harus dilakukan dalam bentuk tabung,” ujarnya.
Budi menyebut dalam satu bulan terakhir terjadi lonjakan pasien Covid-19 hingga 352 persen.
”Sebelum lebaran jumlah pasien Covid ada 23 ribu dan jumlah tempat tidur yang tersedia pada saat itu 75 ribu. Jadi tiga kali lipat dari jumlah pasien. Dalam satu bulan atau lima minggu terakhir, jumlah pasien naik dari 23 ribu sekarang sudah menyentuh 81 ribu, hampir 3,5 kali lipat,” lanjutnya.
Budi Gunadi menjelaskan, total tempat tidur di rumah sakit seluruh Indonesia sebesar 389 ribu.
Sesuai SE yang telah dikeluarkan, 30 persen dari total tempat tidur dialokasikan untuk pasien Covid-19 atau 130 ribu dari 389 ribu tempat tidur. Namun, ketersediaan saat ini berada di angka 98 ribu tempat tidur.
“Seperti yang sampaikan tadi estimasi kita kapasitasnya di 130 ribu atau 30 persen dari total bed,” ujarnya.
Adapun terkait oksigen, saat ini kapasitas produksi oksigen nasional berjumlah 866 ribu ton per tahun. Namun, utilisasi semua pabrik sekarang hanya 75 persen.
Akibatnya, jumlah produksi riil hanya 640 ribu ton per tahun. Mayoritas atau 75 persen oksigen itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan beberapa industri baja dan nikel.
”Kuota kebutuhan medis hanya 25 persen atau 181 ribu ton per tahun,” imbuh Budi.
Budi mengaku sudah membahasnya dengan Kementerian Perindustrian. Kedua kementerian sepakat agar 90 persen atau 575 ribu ton oksigen yang menjadi jatah industri diberikan ke medis demi memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Menurut Budi, kebutuhan oskigen akan dipasok ke sejumlah rumah sakit di Pulau Jawa. Hal ini khusus di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
“Kami harus ada logistik yang disalurkan ke sana,” jelasnya.
Terkait rencana impor tabung oksigen, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa hal itu kini sedang diproses.
“Memang oksigen beberapa tempat kurang, ini kita atasi. Bahkan malah ada opsi kita mengimpor dan sekarang on going,” ujar Luhut dalam video virtual, Senin (5/7/2021).
Luhut meminta tabung oksigen bisa segera disediakan lebih cepat. Soal impor tabung oksigen pihaknya telah meminta kepada Kementerian Perindustrian.
“Kita menugaskan Kemenperin untuk memasok oksigen impor,” jelasnya.
Sementara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan impor tabung oksigen dipastikan terjamin tidak membahayakan dengan diperiksa melalui teknologi.
Ia juga memastikan bahwa kapasitas oksigen fasa cair tersebut akan dioptimalkan 100 persen untuk kebutuhan medis.
“Kita sedang dilakukan konsolidasi dengan produsen untuk bisa memastikan kapasitas dan sumber oksigennya,” kata dia.(dkh)
Baca juga berita lain CentralBatam.co.id di Google News