CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Terkait penangkapan kapal bermuatan sembilan bahan pokok (sembako) oleh personel Direktorar Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kantor Pelayanan Umum (KPU) Tipe B Batam. Para tokoh masyarakat dan warga tempatan Kecamatan Belakang Padang langsung bersuara, Senin (13/2/2017) siang.
Aspirasi para tokoh masyarakat pulau penawar rindu itu disuarakan dihadapan Iman Setiawan, wakil ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam.
Pertemuan yang dilaksanakan di ruang rapat wakil rakyat itu dihadiri langsung oleh tokoh masyarakat, warga, Camat, Kapolsek, Danramil dan Danposal Belakang Padang.
Salah seorang tokoh masyarakat yang hadir, Yono, menyuarakan tindakan BC yang menangkap dan mengamankan kapal pengangkut sembako tujuan Belakang Padang dinilai tidak manusiawi.
Itu ditegasannya, lantaran kapal tersebutlah yang selama ini memenuhi kebutuhan pasokan sembako di wilayah hinterland itu.
“Kalau kapal pengangkut sembako itu diamankan, lalu kami mau makan apa? Jangan buat warga Hinterand melarat,” kata Yono, dihadapan Iman Setiawan dan Yunus Muda.
Adapun kronologi penangkapan kapal bermuatan sembako itu, dilakukan langsung oleh BC dengan alasan bahwa muatan kapal belum dibayarkan pajaknya.
Pengenaan pajak atas sembako itu diwajibkan, lantaran Kecamatan Belakang Padang tidak termasuk dalam kawasan Free Trade Zone (FTZ) yang membuat setiap kebutuhan harus dikenakan pajak.
Menanggapi hal itu, Yono semakin menyeruak dan bersuara bahwa pihaknya, sebagai anak tempatan akan terus beroperasi dan memenuhi kebutuhan sembako di Belakang Padang.
“Kami akan tetap minta kawan-kawan pengusaha untuk tetap beroperasi. Kalau nanti di tangkap BC lagi karena alasan belum bayar pajak, kami siap mati demi warga tempatan,” ucapnya.
“Lebih baik mati berperang dengan BC, daripada mati kelaparan karena sembako kami terus-terusan ditangkapi,” ucap warga tempatan Belakang Padang itu.
Semangat Yono tampaknya diapresiasi Camat Sekupang, Wakil Ketua II DPRD Batam, Kapolsek, Danramil dan Danposal.
“Semangatnya bagus, untuk mempertahankan kehidupan masyarakat disana. Tapi, ada baiknya jangan sampai mati-matian begitu. Di tegasi saja petugas (BC)-nya,” tutur Iman.
Diketahui, kapal bermuatan sembako berbobot sekitar 2 ton itu membawa beras, minyak goreng, telur, daging, berbagai bahan pokok lainnya, serta buku tulis.
Personel BC pun mengamankan, lantaran muatan kapal itu belum dibayarkan pajaknya sebelum di kirim ke Belakang Padang.
Penyitaan pun dilakukan. Akibatnya, warga hinterland di lokasi itu mengalami krisis akibat tidak tersedianya bahan pokok di pasaran.
“Tolong lah, suara kami didengarkan. Kami mohon pajak-pajakan seperti itu diapuskan dari Belakang Padang. Agar warga tidak kewalahan. Kasihan, Kecamatan paling tua di Batam kok warganya melarat,” imbuh Yono.
