CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Penambahan kasus covid-19 di Provinsi Kepri saat ini membuat tenaga kesehatan mulai kewalahan.
Jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah pasien sembuh.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad Selasa (28/6/2021) lalu juga sudah membuat surat kepada seluruh pemerintah Kabupaten dan Kota untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk pasien covid-19.
“Surat itu meminta agar kapasitas tempat tidur di semua rumah sakit ditingkatkan menjadi 40 persen dari tempat tidurnya. Saat ini kapasitasnya baru 30 persen,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Kepri Tjejep Yudiana.
Hingga saat ini, bed occupancy rate (BOR) atau keterisian rata-rata tempat tidur sudah mencapai 60.60 persen.
Namun khusus Kota Tanjungpinang, BOR telah mencapai 88,52 persen dan masuk dalam kategori darurat. Sebab rata-rata BOR standar WHO maksimal 70 persen.
Angka Positivity Rate Provinsi Kepulauan Riau pada 14 hingga 20 Juni 2021 sebesar Rp 38,4 persen, sementara sesuai standar WHO Positivity Rate harus ditekan di bawah 5 persen.
Tingginya Positivity Rate mencerminkan masih rendahnya kapasitas Testing dan Tracing di Provinsi Kepualauan Riau. Meski demikian, belum ada rencana Satgas Covid-19 Kepri untuk membangun rumah sakit darurat.
Menurut Tjejep hingga saat ini jumlah fasilitas kesehatan yang ada masih cukup untuk menampung pasien.
“Menghadapi kemungkinan terburuk, kita akan terus menyesuaikan penambahan tempat tidurnya,” ujarnya.
Selain itu, seluruh Pemerintah saat ini menguruai seluruh pasien positif. Hanya yang mengalami gejala berat saja yang dibawa ke rumah sakit. Sementara yang tidak bergejala hanya gejala ringan diisolasi mandiri di berbagai tempat karantina di Kepri. Di Kota Batam misalnya di Asrama Haji, Rumah Susun Pemko Batam dan BP serta Bapelkes Batam.
Sedangkan di beberapa daerah lain, ada beberapa hotel yang disiapkan, seperti di Tanjungpinang ada Hotel Lohas. Kemudian di Bintan, selain LPMP juga da Hotel Kunang-kunang. Di Kabupaten Karimun selain Puskesmas, disiapkan sekolah dan Hotel Gembiria.
“Kabupaten Natuna di areal sekitar Masjid Raya. Untuk Anambas disediakan hotel dan di Kabupaten Lingga di sekolah dan aula.
Di Batam sendiri, kapasistas rumah sakit dan tempat tidur bisa ditambah. Namun Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengeluhkan jumalah tenaga kesehatan (nakes) yang kurang. Ia meminta Pemprov Kepri menurunkan tim medis dari rumah sakit Provinsi ke Batam.
“Kita butuh tambahan tempat. Kita menyiapkan juga tempat darurat. Tapi kita juga butuh Nakes agar bisa jadi tempat perwatan pasien bergejala. Kita sudah surati Pemprov Kepri untuk membantu,” kata Rudi.
Saat ini seluruh rumah sakit yang ada di Batam sudah digunakan sebagai rujukan pasien covid-19 sudah penuh. Sehingga pasien bergejala nanti akan di tempatkan di Asrama Hasji dan Bapelkes Batam. Sedangkan pasien tanpa gejela akan digeser ke rusun.
Rudi meminta kepada Danrem 033 Wira Pratama Brigjen TNI Jimmy Ramoz Manalu dan Direktur RSKI Galang Kolonel Khiarul Ihsan Nasution untuk membuka RSKI bagi pasien lokal, terutama yang bergejala.
“Beliau (Danrem) menyetujui dan memberikan 100 bed ( tempat tidur atau perawatan) untuk pasien bergejala dan di Bapelkes juga tersedia 180an tempat tidur. Jadi totalnya sekitar 280 tempat tidur,” terang Rudi.
Sementara itu, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang berstatus zona merah, terus mendapat tekanan ketersediaan bed atau tempat tidur. RUSD Bintan telah menambah jumlah tempat tidur dua kali lipat dari 15 menjadi 30 bed.
“Awalnya 15, kita tambah 15 bed lagi,” kata Direktur RSUD Bintan dr Beni Antomi.
Sementara itu Ketua Tim Covid-19 RSUD Bintan,dr. Martha Regisna Silalah, menambahkan saat ini ada 19 bed ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Bintan termasuk 1 tenda yang di rakit di lokasi.
“Seluruhnya sudah penuh untuk pasien Covid-19 yang kita rawat. Jadi IGD ada 11 bed, emergency 3 bed, tenda 6 bed tapi masih dalam proses di rakit untuk dimasukkan ke dalam tenda,” ujarnya.
Hingga saat ini tenda yang sudah di rakit untuk mengantisipasi lonjakan pasien covid-19 dari Polres Bintan sudah ada 4 tenda di depan IGD RSUD Bintan.
“Sementara ini ada 4 tenda yang diperbantukan. Nanti akan di isi dengan 17 bed untuk melayani pasien IGD dan pasien covid-19. Namun baru satu tenda dengan kapasitas 6 bed yang sedang dirakit digunakan untuk perawatan pasien covid-19, dikarenakan saat ini tenaga kesehatan masih terbatas,” terangnya.(mzi/leo/ndn)
Baca juga berita lain CentralBatam.co.id di Google News