Oleh : ALI IRWAN BHAY
Mahasiswa STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang, Pranata Barang dan Jasa Disbudpar Bintan
(Bintan, 30 Juni 2021) Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau, dalam hal ini berbicara tentang Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang agamis, berkarakter, berwawasan kebangsaan dan berdaya saing global. Jika berbicara tentang kualitas sumber daya manusia tidak lepas dari kinerja individu untuk bisa bedaya saing sesuai bakat dan minat, hal ini juga mungkin bisa menjadi acuan pemerintah daerah dalam mencari SDM yang terbaik untuk kemajuan Kota Tanjungpinang. Jika kita melihat dari SDM yang ada sepertinya butuh penyaringan, ini tugas pemerintah daerah dengan pengadaan seleksi akademik karena pastinya tingkat pendidikan menjadi tolak ukur untuk sebuah kemajuan daerah.
Tidak hanya itu saja, selain tingkat akademik sisi lain adalah yang Agamis. Karena akademik tanpa adanya insan yang beriman akan menjadi hal yang tidak seimbang. Sepertinya untuk masalah kepercayaan kota tanjung pinang memiliki penduduk yang mayoritas muslim, dan mungkin disamping itu juga ada agama lain yang dianut oleh warga kota Tanjungpinang. Mengingat etnis melayu memegang peran utama ditengah – tengah masyarat tapi tak dipungkiri juga dengan masyarakat pendatang dari daerah lain diIndonesia, seperti etnis Tionghoa.. Sehingga nilai agamis dapat dipakai sebagai sumber kemajuan untuk kotaTtanjungpinang sendiri.
Sumber daya manusia ( SDM ) dan juga nilai – nilai agama yang ada ditanjung pinang melahirkan karakter masyarakat lokal yang pastinya berbeda dengan daerah lain diIndonesia, dilihat dari mayoritas etnis yang ada, warga pendatang dan kemajuan jaman yang modern saat ini. Mungkin dari sinilah akan lahir karakter masyarakat yang memberikan ciri khas untuk kota Tanjungpinang. Dan tak lupa sebagai bangsa Indonesia wawasan kebangsaan adalah nilai utama dalam rasa nasionalis, agar mengerti tentang cinta tanah air dan cinta kepada setiap ideologi serta hak dan kewajiban sebagai warga negara bangsa indonesia.
Dengan demikian ketika berbicara tentang persaingan global pastinya masyarakat kota tanjung pinang sudah memiliki senjata atau kekuatan ampuh untuk bisa berdaya saing. Daya saing disini adalah yang sehat untuk kemajuan kota Tanjungpinang dan mungkin dari nilai – nilai yang terkadung dapat menunjang kinerja pemerintahan untuk kemajuan kota Tanjungpinang . Dari Sumber daya manusia, nilai – nilai agama, karakter warga lokal , wawasan kebangsaan dan persiangan global yang ada, kemungkinan ini bisa menjadi tolak ukur dalam pemberdayaan masyarakat yang ada di kota tanjung pinang untuk dikembangkan. Semua ini pastinya dengan lebih mengenal terlebih dahulu dari dasar – dasar yang ada.
Apa yang dikembangkan dari masyarakat kota Tanjungpinang, yaitu potensi atau kemampuannya, dan sikap hidupnya. Kemampuan masyarakat meliputi antara lain kemampuan untuk bertani, berternak, melaut, melakukan wirausaha, atau keterampilan membuat industri rumah tangga; dan masih banyak lagi kemampuan dan keterampilan masyarakat yang dapat dikembangkan.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat kota Tanjungpinang, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contoh dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan masyarakat pada pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Dapat juga dengan mengajak masyarakat mengunjungi kegiatan di tempat lain dengan maksud supaya masyarakat dapat melihat sekaligus belajar, kegiatan ini sering disebut dengan istilah studi banding.
Adapun sikap hidup yang perlu diubah tentunya sikap hidup yang merugikan atau menghambat peningkatan kesejahteraan hidup. Mengubah sikap bukan pekerjaan mudah. Mengapa? Karena masyarakat kota Tanjungpinang sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah melakukan hal itu. Hal yang dimaksud disini adalah cara pandang secara pemikiran dan budaya lokal, atau dapat dikatakan kearifan lokal. Untuk itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan perubahan sikap.
Caranya adalah dengan memberikan penyadaran bahwa apa yang mereka lakukan selama ini merugikan mereka, apa yang selama ini mereka lakukan jauh dari kata kemajuan hidup, yang tentunya tidak meninggalkan nilai kearifan masyarakat asli kota Tanjungpinang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan banyak informasi dengan menggunakan berbagai media, seperti buku-buku bacaan, mengajak untuk melihat tempat lain, menyetel film penerangan, dan masih banyak cara lainnya lagi.(*)
Baca juga berita lain CentralBatam.co.id di Google News