CENTRALBATAM.CO.ID, Natuna – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna terus berupaya menekan angka stunting dengan target ambisius, yakni di bawah 10 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang masih berada di kisaran 20 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, upaya penurunan angka stunting menunjukkan hasil yang positif. Pada tahun 2024, angka stunting di Natuna yang sebelumnya mencapai 16 persen kini berhasil turun menjadi 10 persen, atau setara dengan 532 anak.
“Kami melakukan pemantauan melalui penimbangan rutin setiap bulan, dan hasilnya angka stunting terus mengalami penurunan. Alhamdulillah, tahun ini penurunannya cukup signifikan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, Kamis (6/2/2025).
Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna menerapkan berbagai program intervensi spesifik. Salah satunya dengan memberikan asupan gizi tambahan kepada anak-anak yang mengalami stunting. Selain itu, dilakukan juga pengukuran kadar hemoglobin pada remaja putri.
“Banyak remaja putri yang mengalami anemia karena pola makan yang kurang baik, terutama saat mereka menstruasi,” jelas Hikmat.
![](https://i0.wp.com/centralbatam.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250206-WA0032.jpg?resize=755%2C504&ssl=1)
Namun, ia mengakui bahwa masih ada tantangan di lapangan. Salah satunya adalah rendahnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah yang telah diberikan.
“Tidak sedikit yang masih menyimpan obat di rumah tanpa diminum. Kami berharap orang tua ikut proaktif mengawasi konsumsi obat ini agar anak mereka tidak mengalami anemia,” tambahnya.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna juga mengambil langkah preventif dengan mengadakan konseling pra-nikah bagi calon pengantin. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Natuna dan rutin dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.
Tak hanya itu, pengukuran lingkar lengan atas calon ibu juga menjadi bagian penting dari upaya pencegahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan fisik perempuan sebelum memasuki masa kehamilan.
“Usia ideal untuk hamil adalah 21 tahun ke atas. Jika masih di bawah 20 tahun, kami sarankan untuk menunda kehamilan karena kondisi reproduksi mereka belum sepenuhnya siap,” ungkap Hikmat.
![](https://i0.wp.com/centralbatam.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250206-WA0028.jpg?resize=755%2C340&ssl=1)
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna juga menjalankan program K6 (Kunjungan Enam Bulan) yang memberikan layanan USG gratis sebanyak dua kali bagi ibu hamil serta pemberian tablet tambah darah berupa ferosulfat.
Selain itu, ibu hamil dianjurkan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan (Faskes) pemerintah yang tersedia. Setelah melahirkan, ibu-ibu dengan anak balita diminta untuk rutin membawa anak mereka ke Posyandu guna pemantauan pertumbuhan dan berat badan.
“Jika ditemukan indikasi masalah gizi pada anak, kami akan segera merujuk ke dokter spesialis gizi yang sudah tersedia,” tutup Hikmat.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Pemkab Natuna optimistis target penurunan angka stunting di bawah 10 persen dapat tercapai, demi generasi yang lebih sehat dan berkualitas.(Ham)
![](https://i0.wp.com/centralbatam.co.id/wp-content/uploads/2024/11/kpu_anambas.jpeg?w=1137&ssl=1)