Hari ini masyarakat Inggris secara serentak membuka jendela lalu bertepuk tangan mengapresiasi kinerja kerja para petugas kesehatan Nasional di sana.
Hal ini dilakukan oleh warga, karena para petugas medis yang bekerja sudah dan sedang melakukan yang terbaik untuk menangani pandemic coronavirus atau covid-19.
Sekedar informasi, dilansir dari BBC News 28 Maret 2020, jumlah yang terkonfirmasi covid-19 sebanyak 11.658 orang terjangkit dengan jumlah yang meninggal 578 orang.
Jika dibanding presentase kematian di Indonesia akibat virus ini tentu sangat jauh berbeda. Dimana Inggris hanya sekitar 4,9 persen, sedangkan Indonesia mecapai 8,7 persen atau dua kali lipat dari Inggris.
Bicara masalah teknologi dari sudut mana pun, Indonesia jauh tertinggal dibawah Inggris. Dan bisa jadi ini adalah salah satu penyebab angka kematian di tanah air lebih tinggi.
Pemerintah Malaysia dan Singapura sudah berlomba-lomba menyumbangkan gaji untuk penangan virus yang sedang menghantu dunia itu.
Hal ini pastinya membuat masyarakat kedua Negara itu clap for carers atau tepuk tangan untuk yang peduli. Terlebih lagi dari kedua Negara itu presentase kematin atas covid-19 tidak sampai 1 persen (data dari WHO 25/3/2020).
Menanti clap for carers dari masyarakat ke Pemerintah Indonesia,
Pemerintah Singpura dan Malaysia sudah mendapat clap for care. Bagaimana dengan pemerintah kita?
Dari berbagai berita local dan nasional kita, untuk sementara ini baru Bupati Natuna yang mendapat clap for care dalam bentuk apresiasi atas niatnya menyumbangkan gaji untuk penanganan corona.
Sedangkan yang lain masih ditunggu oleh seratus juta lebih masyarakat di Bumi Pertiwi.
Akan kah pemerintah daerah hingga pusat bakal mendapat clap for care?
Sejak pemerintah pusat memutuskan untuk tidak menerima turis asal Tiongkok pada akhir January atau awal February 2020 lalu ribuan karyawan terpaksa dirumahkan.
Kemudian ditambah lagi dengan penerapan social distancing atau yang saat ini disebut physical distance, ribuan dan mungkin jutaan masyarakat kesulitan mengais rezeki.
“Untuk apa masyarakat disuruh diam di rumah sementara perut kelaparan? Kasih kami beras dan lauk, maka kami tidak akan keluar keluar,” ungkapan salah satu tukang pangkas, Herman karena mulai hari ini Sabtu (28/3/2020) dilarang memangkas rambut karena social distancing.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) memang sudah dirancang oleh pemerintah pusat. Tapi akan kah BLT itu tetap sasaran sesuai harapan? Karena selama ini seperti yang kita ketahui, tidak jarang yang mendapat bantuan justru mereka yang memiliki mobil dan rumah mewah.
Semoga pemerintah dapat meniru apa yang dilakukan oleh Pemerintah Malayasia dan Singpura. Dan semoga juga BLT kelak tepat sasaran yaitu bagi mereka yang memang benar-benar butuh makanan sehari-sehari sehingga himbaun untuk tidak keluar rumah dapat diindahkan.
Dan untuk masyarakat NKRI di manapun berada, semoga kita semua dapat menahan diri untuk sementara waktu agar pemerintah kita bisa dengan melakukan tugasnya dengan baik dalam membasmi virus corona, maupun membahas agar BLT kelak tepat sasaran seperti yang kita harapkan.
Bekerjasama kita bisa basmi Covid-19, berontak kita hancur. Hidup NKRI.
