CENTRALBATAM.CO.ID, CINA –Salah satu media di Cina menyoroti kedua pasien Corona yang di sekitar wilayah Depok hari ini. Sorotan ini dinyatakan setelah hampir seluruh dunia dinyatakan terkena COVID-19, namun indonesia baru pertama kali.
“Lebih dari 3.000 orang telah meninggal akibat Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, sebagian besar di Cina di mana wabah dimulai. Tonggak sejarah yang suram dicapai dengan 42 kematian baru di daratan, pada hari Minggu, membawa korban jiwa Tiongkok menjadi 2.912. Dan pertama kali terjadi di Indonesia,”tulisnya, Senin (2/3).
Bukan tanpa alasan, beberapa waktu lalu organisasi kesehatan Dunia (WHO) bahkan sempat mengeluarkan pernyataan kalau tidak ada negara yang kebal virus yang mengerikan itu. Pemerintah Indonesia menyatakan aman-aman saja. Tapi dengan adanya dua kasus di Depok ini membuat masyarakat ikut bicara.
Salah satu warga Bintan, Agus (27) mengatakan, ia sangat was-was terhadap penyebaran virus ini di tanah air. Pasalnya pemerintah terus mengaumkan seolah-olah virus ini tidak akan berkembang di Indonesia.
“Tapi buktinya apa? Itu warga kita di Depok kena kan? Artinya, Negara kita tidak aman juga,”ujarnya, Senin (2/3).
Lebih lanjut Agus memperingati pemerintah Indonesia dan Pemerintah Bintan terkait penyebaran virus ini. Sebab, kalau dibiarkan akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.
“Jadi jangan bilang aman-aman saja. Nanti kalau tiba-tiba jadi bom waktu dan ratusan warga jadi korban, siapa yang tanggungjawab,” kesalnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai salah satu pekerja di dunia pariwisata dirinya terus was was. Bahkan setiap ketemu turis asing ia mengaku takut.
“Jujur, saya takut setiap ketemu turis. Karena itu tadi, penyebaran virus ini sangat mudah se pengetahuan saya,” paparnya.
Masih kata Agus, selama ini Indonesia selalu membela kunjungan wisata. Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi negara ini. Namun ia juga memperingati agar jangan terlalu berpikir untung dan untung yang justru di kemudian hari malah membawa petaka.
“Sebagai pekerja di bidang industri pariwisata saya sangat setuju dengan pernyataan pemerintah agar wisatawan terus masuk di Indonesia. Tapi pertanyaannya, kalau nanti virus menyebar siap enggak pemerintah kita. Kalau warga terinfeksi hingga meninggal, siapa yang tanggung resiko?,” ungkap warga Toapaya itu. (Ndn)
