CENTRALBATAM.CO.ID, BINTAN –Berdasarkan data International Visitor arrivals by port of Entry and Nasional January -Ocktober 2016, Bintan menduduki urutan 4 besar pintu masuk bagi Wisatawan Manca Negara (Wisman), untuk wilayah Indonesia. Selama periode January hingga Oktober 2016, tercatat sebanyak 253,687 wisman masuk ke Indonesia melalui pelabuhan di Bintan.
Kemudian jumlah itu bertambah menjadi 300.500 wisman pada akhir tahun 2016 kemarin.
Jika dibanding dengan jumlah kunjungan wisman ke Singapore yang mencapai 15 juta per tahun, Bintan dan bahkan Indonesia masih kalah jauh. Sebab jumlah kunjungan wisma ke Indonesia hanya sekitar 12 juta per tahun.
Dilihat dari keindahan alam, kekayaan budaya serta nilai sejarah yang tinggi, Singapore masih kalah jauh dibanding Bintan. Meskipun demikian, hal berbagai keindahan dan keuninkan ini tidak membuat Bintan dikunjungi oleh jutaan wisman dari berbagai negara. Bahkan umumnya wisman yang datang ke Bintan merupakan warga negara Singapore.
Minimnya jumlah kunjungan ini membuat Kelompok Diskusi Nusantara, merasa prihatin. Pasalnya jumlah ini tidak sesuai jika dilihat dari potensi yang dimiliki Bintan.
“Dari paparan pak Kadispariwisata, Luki Zaiman, Bintan masuk urutan ke 4 besar dari jumlah kunjungan wisman. Namun jika dilihat dari potensi wisata Bintan, harusnya jumlah kunjungan ini bisa lebih banyak lagi,” ujar Ketua Kelompok Nusantara, Billy Jenawi disela-sela acara Peningkatan Sosial Culture Masyarakat dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Bintan, di Gedung Deskanada Dispar Bintan, km 35 Desa Teluk Bakau, kecamata Gunungkijang, Bintan, Rabu (22/2).
Ia menambahkan, untuk meningkatkan jumlah kunjungan ini pihaknya akan mendorong kebudayaan seperti tarian daerah dan lain sebagainya.
Bersamaan, Kadispar Bintan, Luki Zaiman Prawira berharap masyarakat Bintan secara bersama-sama membangun pariwisata Bintan. Salah satunya dengan meingkatkan pemahaman wisata.
“Untuk membangun pariwisata, perlu dukungan dari masyarakat. Seperti meningkatkan kreatifitas serta menerima budaya tanpa harus mengadopsinya,” ujar Luki.
Lebih lanjut Luki mengatakan peningkatan SDM juga perlu dilakukan secara bersama seperti pemahaman bahasa Asing.
Sementara, salah satu wisatawan asal Singapore Neil Choh mengakui wisata dan budaya Bintan cukup fantastik. Namun karena penerimaan masyarakat setempat terhadap budaya asing membuat wisata Bintan susah bersaing.
“Susah lah, berjemur dilaut aja tanpa baju (meskipun ada pakaian dalam) tidak boleh,” ujar Neil salah satu pengujung Resort dikawasan Trikora.
Neil mengatakan jika masyarakat Bintan bisa memahami para turis yang berbaring di pantai seperti di Bali, maka mustahil Bintan tidak dapat menyaingi Singapor.
“Kamu tau Singapor kan, orang Singapor aja suka ke Bintan. Apalagi orang putih (Sebutan singapor untuk turis Eropa) pasti lebih suka. Tapi itu dia, mereka tidak bisa telanjang di pantai,” akunya Neil. (Ndn)
