CENTRALBATAM.CO.ID, BATAM – Kebanyakan masyarakat Kota Batam yang tinggal di sekitar pesisir pantai, masih bermukim atau mendirikan rumahnya di bibir pantai atau lebih dikenal dengan istilah rumah panggung.
Kondisi ini jelas sangat rentan, jika sewaktu-waktu terjadi pasang atau gelombang laut yang disertai dengan deruan angin kencang.
Salah satu kasus yang pernah terjadi, ialah gelombang pasang air laut di wilayah Batu Merah, Batam yang menyapu dan meluluh-lantakkan puluhan rumah warga yang ada di pesisir pantai.
Seolah belajar dari pengalaman itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batam tengah bergiat dalam mensosialisasikan ‘Garis Batas Sempadan Pantai’ (GBSP) kepada seluruh masyarakat yang ada di pesisir.
Pengenalan GBSP ini digagas, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat dalam menjaga jarak aman dalam mendirikan bangunan di sekitar pantai.

Zulkarnain, Kabid Pencegahan dan Siap Siaga BPBD Kota Batam dalam keterangannya membenarkan program tersebut. Ia menjelaskan, dengan penerapan GBSP itu diharap masyarakat dapat memposisikan bangunannya tidak terlalu dekat dengan pantai atau mendirikan rumah panggung diatas air laut.
“Itu berbahaya, jika ada arus kencang atau gelombang. Bisa-bisa disapu semua permukiman warga di pesisir. Makanya kita sosialisasikan GBSP ini,” kata Zulkarnain, Senin (10/10/2016) sore lalu.
Dikatakannya juga, dengan diterapkannya GBSP tersebut. Jarak antara pasang-surut air laut dengan rumah warga, bisa berjarak yang menjadikan penempatannya lebih aman.
“Jangan saat ada gelombang, baru heboh berlarian dan saling menyalahkan. Nah, mulai sekarang, mari berbenah,” ucapnya.
Adapun jarak aman yang dimaksudkan Zulkarnain juga belum ditetapkan secara pasti.
Namun, ia menegaskan bahwa penempatan suatu rumah di pesisir harus di posisikan tidak terlalu menjorok ke pantai. Dengan kata lain, jarak antara rumah warga dengan garis pasang-surut laut harus di selangi dengan adanya Buffer Zone.
“Buffer zone sendiri, ialah lokasi yang dibiarkan keasriannya untuk melindungi suatu wilayah dari dampak negatif. Khususnya di wilayah pesisir pantai,” bebernya.
“Jadi, buffer zone inilah nantinya yang akan menahan pasang atau gelombang yang menghantam. Pastinya, warga jauh lebih aman, karena yang dihantam itu buffer zone nya, bukan langsung rumah,” tegas Zulkarnain.
Untuk itu, tim dari BPBD menyatakan akan menggagas dan mensosialisasikan program tersebut hingga benar-benar diterapkan di kehidupan bermasyarakat.
